Sabtu 09 Mar 2013 22:12 WIB

BUMN akan Perbaiki Manajemen Pabrik Gula

pabrik Gula
pabrik Gula

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--JAKARTA--Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan segera memperbaiki manajemen 22 pabrik gula di Indonesia agar dapat berjalan dengan baik dan memproduksi gula secara optimal.

"Dari 52 pabrik gula di Indonesia yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN, 22 pabrik di antaranya membutuhkan perbaikan manajemen," kata Dahlan Iskan saat meninjau peternakan sapi milik PT. Agro Giri Perkasa di Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, Lampung, Sabtu.

Ia menjelaskan, perbaikan manajemen ini supaya pabrik gula tersebut semua dapat berjalan maksimal dan saling menguntungkan terhadap petani tebu, karena jika sebuah pabrik gula berjalan baik maka kesejahteraan petani pun ikut baik.

Sebuah pabrik yang baik, kata dia, pabrik harus diurus dengan benar, dari onderdil mesin serta pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan lahan tebu.

Kemudian, ketika tebu dari yang berasal dari petani dalam keadaan "BMS" atau bersih manis dan segar jangan sampai kecampuran kotoran dan jangan terlalu lama menunggu penggilingannya sehingga tebu yang pertama masuk harus pertama digiling agar kualitasnya tetap terjaga. "Kami akan disiplinkan pabrik-pabrik tebu, karena banyak tebu petani yang ditolak karena kurang bersih," ujar dia.

Ia juga mengimbau petani tebu untuk membentuk sebuah koperasi berdasarkan kesadaran dan bersatu dalam koperasi itu untuk meningkatkan kesejahteraan para petani tebu. "Kementerian siap membimbing dan memberikan pinjaman dari bank milik BUMN," kata Dahlan.

Kemudian, terkait keluhan petani atas banjirnya gula impor yang banyak dikeluhkan petani sebaiknya kebijakan impor gula tersebut dilakukan oleh BUMN saja sehingga hasilnya dapat untuk membina petani tebu dalam membantu mendapatkan bibit bagus dan pupuk bagi petani tebu.

Ia mencontohkan, logikanya seperti Bulog diberikan izin untuk impor beras dengan keuntungan mencapai 800 miliar, selanjutnya keuntungan itu untuk memperbaiki pembelian beras dari petani sehingga harganya lebih tinggi, seharusnya impor gula harus mampu mensejahterakan petani seperti itu.

Permasalahannya saat ini, kata dia, banyaknya gula impor ini disebabkan banyak perusahaan yang diberikan izin impor hingga dua tahun dengan syarat setelah itu harus mampu memproduksi sendiri namun kenyataanya sampai sekarang tidak memproduksi melainkan masih mengimpor gula.

"Jika kebijakan impor hanya diberikan kebijakan kepada BUMN maka akan sengat menguntungkan dan mensejahterakan para petani tebu," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement