Sabtu 09 Mar 2013 10:05 WIB

Inilah Kota yang Kejam pada Perempuan

Ilustrasi KDRT
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi KDRT

REPUBLIKA.CO.ID, Pada tahun 2011 Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan membeberkan hasil survei kasus kekerasan terhadap perempuan. Provinsi Jawa Timur menempati urutan kedua dengan 24.555 perempuan yang menjadi korban kekerasan.

Seorang konselor di lembaga Pusat Perlindungan Wanita dan Anak Kotamadya Surabaya, Ayuningdyah Tika, menceritakan pengalamannya menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.

“Seorang ibu rumah tangga, korban KDRT selama bertahun-tahun, dia menyimpan ini tidak mau melapor sampai suatu hari suaminya melempar mangkuk berisi kuah bakso panas, mengenai matanya, sobek dan sekarang korbannya mengalami cacat permanen,'' ujarnya seperti dilansir situs radioaustralia.

Tapi menurut Tika, peningkatan jumlah kekerasan yang dilaporkan ini juga merupakan pertanda meningkatnya keberanian dan kesadaran korban kekerasan untuk melapor.

“Awalnya  kasus-kasus seperti ini tidak tahu harus diadukan ke siapa... Dengan adanya program dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan, pelan-pelan para wanita korban KDRT ini muncul, entah atas dasar gak kuat atau berani atau putus asa atau apapun.”

Anna Angelina punya pengalaman buruk. “Surabaya kalau dikategorikan sebagai kota yang aman bisa dibilang tidak... Saya sendiri mengalami hampir dirampok, dan waktu itu di depan saya ada cowok, tapi malah saya yang jadi targetnya. Mungkin karena saya cewek jadi dianggap lebih lemah “

Anna mengaku pernah menjadi korban jambret di hadapan umum, dan tidak ada seorang pun yang menolong dia. Bantuan dari polisi juga, dari pengalamannya saat itu, dianggapnya sangat terbatas.

“Saya ke polisi waktu itu, tapi sayangnya gak terlalu ditanggepin, cuma dibuatin laporan apa aja yang hilang. Sama sekali gak ditanyain, ‘kamu gak apa-apa?’ atau ‘apa ada yang luka’. Gak ada kepedulian sama sekali terhadap korban.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement