REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bantun Umat Islam Indonesia kepada kaum muslim di negara-negara yang terlibat konflik dirasa masih kurang. Padahal, umat Islam Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia.
Menurut Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin, konflik di berbagai negara Muslim merupakan bencana kemanusiaan yang mengorbankan sebagian besar wanita dan anak-anak tak berdosa.
ACT sebagai lembaga kemanusiaan berkepentingan untuk mengimbau agar seluruh umat Islam Indonesia bersatu dan memberikan kontribusi siginifikan terhadap para korban tersebut.
Sehingga, ACT terus menggalakan gerakan kedermawanan umat Islam Indonesia untuk menolong para korban muslimin di beberapa negara Islam seperti Somalia, Palestina, Suriah, dan Myanmar (Muslim Rohingya). Sayangnya, sambutan dari muslim Indonesia masih kurang besar.
"Sambutan dari imbauan ACT masih minim. Padahal, untuk membantu korban muslim Rohingya saja, kita sudah menyebar sebanyak 500 proposal dan kita juga mengkampanyekan di media sosial, tapi sambutan minim," kata Ahyudin.
Menurut Ahyudin, potensi umat Islam tersebut masih belum terkelola dengan baik. Masih ada rasa curiga dari sebagian umat Islam untuk memberikan bantuan tersebut kepada lembaga kemanusiaan.
Ahyudin mengatakan, padahal di Turki, masyarakat di sana menyumbangkan bantuan melalui lembaha kemanusiaan. Hasilnya, di Turki setiap tahunnya bisa menyelenggarakan korban 10 juta ekor hewan ternak yang dagingnya disebar ke seluruh negara-negara muslim di dunia.
"Bandingkan dengan di Indonesia yang tak terorganisir, mungkin hanya 50 ribu ekor saja," katanya.
Sementara itu, Dody Hidayat, relawan ACT yang saat ini di Yordania untuk membantu para pengungsi Suriah mengatakan, rakyat Suriah dan Yordania sangat berterima kasih dengan bantuan yang diberikan oleh umat Islam Indonesia.
Menurut dia, bantuan dari umat Islam Indonesia tersebut sangat membantu upaya pengurusan ratusan ribu pengungsi dari suriah. Saat ini, lanjut Dody, sebanyak 415 ribu pengungsi Suriah menetap di Yordania. Diperkirakan, hingga akhir Maret ini akan mencapai 500 ribu pengungsi.
Sedangkan pengungsi Suriah yang menyebar di berbagai negara Timur Tengah seperti Turki dan Libanon, mencapai angka satu juta orang. Dan, para pengungsi Suriah di dalam negeri Suriah sendiri mencapai angka empat juta.