Kamis 07 Mar 2013 23:34 WIB

Gajah dan Harimau Bengkulu Terancam Punah

Anak gajah dan induknya (ilustrasi).
Foto: Antara
Anak gajah dan induknya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--Beberapa hari terakhir di Bengkulu ditemukan dua satwa liar dilindungi yakni harimau dan gajah mengalami gangguan yang disebabkan oleh manusia.

Akhir Februari lalu seekor harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae) dievakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam karena terkena jerat warga.

Berdasarkan saran dokter hewan setempat, harimau tersebut memerlukan perawatan lebih intensif ke rumah sakit hewan, kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujatmiko.

Ia mengatakan, harimau betina yang diberi nama Tesa itu sekarang mengalami salah satu urat kaki belakang terjepit diduga akibat benturan saat kena jerat ketika tertangkap.

Saat ini, kedua kaki belakang hewan dilindungi itu terancam lumpuh meskipun kodisi kesehatannya mulai membaik dan memerlukan perawatan ronsen di rumah sakit hewan.

"Kewajiban kami mengusulkan agar harimau itu bisa dironsen supaya bisa mengetahui penyakit dideritanya, terutama pada bagian kaki belakangnya," kata dia.

Terkait rumah sakit sebagai rujukan, ujarnya tergantung perintah pusat yang terpenting harimau itu betul-betul kembali sehat.

Kepala Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, harimau itu setelah kena jerat berhasil masuk kerangkeng yang diberi umpan seekor kambing dan beberapa ekor ayam.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pertama saat kondisi harimau itu makin lemas ada beberapa hal pemicu yaitu pada lehernya terluka cukup serius dan membusuk bahkan sudah berulat.

Harimau betina itu berhasil dievakuasi dari wilayah Desa Talang Sebaris, Kecamatan Airpriukan, Kabupaten Seluma, Bengkulu, Kamis (21/2).

Harimau betina yang diperkirakan berusia tiga hingga empat tahun itu diberi nama Tesa, yakni singkatan dari Desa Talangsebaris, lokasi penyelematan satwa tersebut.

Berdasarkan pantauan, harimau yang dirawat di Kantor BKSDA Bengkulu itu terlihat kurus dengan bagian kaki yang terluka.

"Tiap pagi dan sore menghabiskan lima hingga enam kilogram daging ayam atau daging sapi," kata seorang petugas yang sedang memberi makan harimau itu, Riko.

Harimau "Duduki" Pondok

Sementara itu, Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta Badan Konservasi Sumber Daya Alam menangani harimau Sumatera yang sudah seminggu menduduki pondok di kebun petani Kecamatan Malin Deman.

"Kami dapat laporan dari petani bahwa ada harimau menduduki pondok kebunnya. Kami telah koordinasikan hal itu kepada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kehutanan," kata Kabid Kehutanan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K Kabupaten Mukomuko, Wahyu Hidayat.

Ia mengatakan, berdasarkan keterangan dari petani tersebut, harimau itu sudah seminggu berkeliaran dan tinggal di pondok kebun sehingga para petani takut ke kebun.

"Sekarang petani tidak berani lagi ke kebunnya karena harimau tersebut masih berada di pondok mereka," katanya.

Wahyu berharap petugas BKSDA membantu menangani harimau yang menduduki pondok di kebun petani agar tidak terjadi konflik antara manusia dan harimau.

Menurut dia, ada kemungkinan harimau itu masuk kebun karena masih berada dalam habitatnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement