REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya, ada empat faktor yang menyebabkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menang di pemilukada Sumatera Utara (Sumut). Pertama, karena sebaran kandidat yang banyak dan meyebabkan fragmentasi kekuatan yang tidak blocking pada salah satu kekuatan.
"Nah, tentu dalam kondisi seperti ini incumbent lebih diuntungkan," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Gungun Heryanto, Kamis (7/3).
Kedua, lanjut dia, proses konsolidasi dan manajemen krisis di PKS yang berjalan mulus dan cepat. Artinya setelah proses pergantian Luthfi Hasan Ishaaq mundur sebagai Presiden PKS berjalan cepat dan tidak berlarut-larut.
Termasuk juga konsolidasi internal setelah itu yang dilakukan dengan cepat.
Ketiga, ujar Gungun, dinamika politik nasional yang memosisikan kasus Demokrat sebagai berita yang dominan. Sehingga menutup berita politik yang terkait dengan PKS dan kasus hukum yang dihadapi Luthfi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Sehingga PKS tak lagi menjadi fokus perhatian masyarakat secara intens," jelas dia.
Terakhir, calon PKS juga dipersepsikan oleh pemilih sebagai incumbent yang tak terlalu mengecewakan pada fase pertama kekuasaannya.