REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) melansir hasil hitung cepat (quick count) pemilihan umm kepala daerah (Pemilukada) Sumatra Utara.
Pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi meraih suara 33,57 persen. Peringkat kedua ditempati pasangan Effendi Simbolon-Djumiran Abdi mendapat 25,69 persen, peringkat ketiga diduduki pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman dengan raihan 20,35 persen.
Adapun pasangan Amri Tambunan-Rustam Effendi Nainggolan mengumpulkan 12,04 persen dan pasangan Chairuman Harahap-Fadly Nurzal hanya mendapat 8,35 persen.
Direktur Puskaptis Husin Yazid mengatakan, survei dilakukan di 33 kabupaten/kota, 138 kecamatan, 276 kelurahan, dan 276 RT/RW, dengan jumlah sampel 300 responden. Hasil hitung cepat memiliki margin of error satu persen, tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, dan kontrol kualitas sebanyak 20 persen.
Husin menjelaskan, hasil hitung cepat yang dilakukannya sesuai dengan prediksi sebelumnya. Dia menjelaskan, sebelum pelaksanaan pencoblosan, pihaknya sudah melakukan survei tiga kali dan hasilnya selalu mengunggulkan incumbent sebagai pemenang.
Karena pasangan yang diusung Partai Keadilan Sosial (PKS) dan Hanura itu meraih suara di atas 30 persen, maka Pemilukada Sumut berlangsung satu putaran. “Bisa dipastikan pasangan incumbent ini akan menjadi gubernur periode 2013-2018,” katanya, Kamis (7/3).
Husin menjelaskan, kemenangan pasangan Gatot-Tengku lantaran figurnya lebih disukai masyarakat. Keterkenalan Gatot sebagai Plt Gubernur Sumut juga turut membantunya untuk lebih dikenal publik. Meskipun dalam sosialiasi masa kampanye kurang maksimal, kata dia, namun keadaan itu tertutupi dengan mesin parpol yang bergerak.
Ia melanjutkan, pasangan Effendi-Djumiran yang pada masa kampanye mendatangkan Jokowi mampu meraih hasil mengejutkan. Kalau dalam survei sebelumnya berada di posisi terbawah, sekarang mampu menduduki urutan kedua. Itu lantaran sebelum masa pemilihan masih ada 12 persen masa mengambang. “Suara mengambang itu lari ke pasangan Effendi-Djumiran, meski tidak mampu mengejar suara Gatot-Tengku,” kata Husin.