Kamis 07 Mar 2013 08:47 WIB

Kenaikan Harga Daging Bukan karena Kekurangan Stok

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Hazliansyah
Penjual daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Penjual daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kenaikan harga daging di Kabupaten Sleman bukan dikarenakan mnimnya suplai di daerah tersebut. Terbukti, populasi sapi lokal, dinilai mampu memenuhi kebutuhan pasar wilayah tersebut.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Suwandi Azis mengatakan, populasi sapi Sleman berkisar 52.700 ekor. Sedangkan, kebutuhan konsumsi daging masyarakat setiap harinya rata-rata hanya mencapai 12 ekor.

"Meskipun harga naik, tidak terlalu mempengaruhi permintaan pasar," kata Suwandi saat dikonfirmasi usai menerima kunjungan Menteri Pertanian RI, Suswono, belum lama ini.

Dia menilai, dengan adanya swasembada sapi, peternak semakin bergairah untuk memelihara hewan potong tersebut. Menurut prediksinya, setiap tahun, populasi sapi Sleman, akan terus mengalami peningkatan.

Seorang peternak sapi di Pasar Jangkang, Ngemplak, Sleman, Tarjo mengakui, peternak yang menjual sapinya di pasar tersebut semakin bertambah. Meskipun begitu, persaingan harga antarpenjual dinilai tidak menjadi masalah.

"Rata-rata berkisar Rp 7 hingga Rp 15 juta, tergantung bobot sapinya, tinggal pembeli ingin memilih yang mana," ujarnya.

Bupati Sleman, Sri Purnomo menambahkan, semangat peternak harus tetap dijaga. Dengan swasembada ini, secara langsung pemerintah telah mendukung dan melindungi harga sapi di pasaran.

Karena itu, dia berharap, upaya proteksi sapi lokal bisa terus dipertahankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement