Rabu 06 Mar 2013 20:25 WIB

Polisi Tahan Koordinator Aksi Mahasiswa IAIN Sunan Ampel

Masjid Kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur.
Foto: lemlit.sunan-ampel.ac.id
Masjid Kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Koordinator aksi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya yang memimpin demo menuntut transparansi dana praktikum dan puspenma (pusat pendampingan mahasiswa), Marlaf Sucipto, ditahan di Mapolrestabes Surabaya untuk mempertanggungjawabkan aksi yang membuat gedung rektorat setempat porak poranda.

"Saya ditahan, ya ini sedang diperiksa. Mohon dukungan teman-teman semua," kata Gubernur Senat Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya itu saat dihubungi Antara melalui telepon seluler miliknya, Rabu malam.

Aktivis mahasiswa yang disebut-sebut sudah semester akhir itu diciduk polisi sekitar pukul 15.30 WIB setelah polisi melakukan olah TKP di kampus setempat, kemudian polisi mengarahkan tanggung jawab aksi kepada Marlaf Sucipto.

Setelah itu, polisi pun mencari keberadaan aktivis mahasiswa yang akhirnya ditemukan di sebuah kantin kampus itu.

Aksi puluhan mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB itu berakhir sekitar pukul 12.30 WIB ketika aparat kepolisian datang atas undangan pihak rektorat setempat.

Namun, sebagian besar isi gedung rektorat sudah terlihat porak-poranda, seperti pintu kaca rektorat yang pecah, tanaman dalam pot berukuran besar yang hancur berantakan, dan sejumlah papan nama yang terbakar.

Awalnya, para mahasiswa menuntut pernyataan tertulis dari Rektor terkait transparansi dana praktikum dan puspenma, namun Rektor merasa cukup mempertanggungjawabkan penggunaan dana itu melalui pihak Irjen dan BPK yang telah melakukan audit.

Setelah itu, rektor masuk ke ruangannya dan koordinator Puspenma IAIN pun memberikan penjelasan, namun penjelasannya justru memancing emosi mahasiswa. Akhirnya, sejumlah mahasiswa pun merusak tanaman dalam pot berukuran besar yang ada di depan pintu rektorat.

Tidak hanya itu, mereka juga merangsek untuk masuk, bahkan usaha untuk masuk gedung rektorat itu dilakukan dengan memecah pintu kaca rektorat.

Informasi dari sumber lain menyebutkan masalah dana praktikum dan puspenma itu hanya "pintu" untuk menggulingkan rektor yang dilakukan seorang oknum yang sudah lama ingin menjadi rektor atau pejabat, tapi harapannya tidak tercapai, lalu oknum IAIN Surabaya itu 'memanfaatkan' sekitar 15-20 mahasiswa senior yang terancam 'DO' untuk beraksi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement