Rabu 06 Mar 2013 17:24 WIB

Tanggul Lumpur Lapindo Kritis

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hafidz Muftisany
Sejumlah pekerja dengan menggunakan alat berat mengurai lumpur di pusat semburan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo
Foto: Antara
Sejumlah pekerja dengan menggunakan alat berat mengurai lumpur di pusat semburan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) khawatir hujan deras yang terjadi sepekan terakhir akan menggerus ketahanan tanggung di Porong Sidoarjo. Humas BPLS, Dwinanto menambahkan hal ini diperparah dengan tumpukan lumpur yang makin meningkat.

Ia khawatir ketahanan tanggul lumpur hanya bertahan beberapa hari kedepan. Untuk itu, pihak BPLS berusaha mengurangi tumpukan itu dengan memindahkan tumpukan lumpur di lokasi yang disebut titik 81 di Desa Galagah Arum ke titik 42. "Tinggi elevasi di titik 81 sangat kritis," ujarnya, Rabu (6/3).

Tanggul di titik 81 ini, diakui dia, juga terus mengalami penurunan tanah, 4 sampai 8 sentimeter per bulan. Untuk itu, BPLS berupaya keras memindahkan tumpukan lumpur tersebut, dengan menggunakan mesin pengeruk untuk lumpur yang sudah mengeras dan pompa.

Sayangnya beberapa kali pemindahan tumpukan dan penguatan tanggul ini seringkali terhambat akibat korban lumpur yang menggelar aksi menuntut ganti rugi yang belum selesai. Diakui Dwinanto, memang hampir setiap hari ada saja korban lumpur yang melakukan aksi unjukrasa. Korban lumpur ini melakukan aksi di kawasan tanggul dan endapan lumpur yang mengeras.

Akibat unjukrasa itu, jelas dia, kerja penguatan tanggul dan pemindahan tumpukan lumpur pun seringkali terhambat beberapa hari. Akibat  penghentian sementara aktifitas pekerjaan tanggul itu, tingkat elevasi air terus mengalami peningkatan di beberapa sisi rawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement