REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku setuju PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) menjual sahamnya ke Manila Water. Sebab, dengan penjualan saham terdapat celah hukum untuk menegosiasikan kembali kontrak lama.
"Kontrak lama itu sangat tidak adil. Kita batalkan, kita kena denda," ujarnya, Selasa (5/3).
Ia menambahkan, peluang yang terpenting untuk renegosiasi kontrak dengan Palyja adalah saat menjual saham. Ketika itu, negosiasi baru akan disesuaikan.
Di sisi lain, jelas dia, Suez Environment sebagai pemegang saham terbesar Palyja tidak mau menjual saham ke pemprov.
Karenanya, Ahok pun mendukung rencana tersebut. Langkah itu dinilai lebih baik ketimbang menunggu 2020 untuk mengambil alih.
"Kebetulan si Suez hanya mau menjual ke Manila. Ya sudah, kita jual ke Manila," kata dia.
Humas Palyja Meyritha Maryanie mengatakan penjualan saham 51 persen kepada Manila Water masih belum terjadi. Dia mengaku penjualan tersebut masih menunggu persetujuan dari otoritas terkait.
Meyritha menambahkan, kontrak tidak dilakukan antara Suez Env dan Palyja. Namun, antara Palyja dan PAM Jaya yang berpartner dalam perjanjian kerjasama konsesi untuk Jangka Waktu 25 Tahun.
Namun demikian, ia tetap berkomitmen secara penuh untuk memberikan pelayanan yang profesional kepada masyarakat Jakarta. Khususnya di Bagian Barat DKI Jakarta.