Senin 04 Mar 2013 18:25 WIB

Caleg Artis Cermin Kegagalan Kaderisasi Parpol?

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Parpol/ilustrasi
Foto: antara
Parpol/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gairah partai politik (parpol) merekrut calon legislatif (caleg) dari kalangan artis sejatinya cermin kegagalan parpol melakukan kaderisasi. Kecenderungan Partai politik menjadikan artis dianggap sebagai jalan pragmatis untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya.

“Partai politik gagal membangun kaderisasi,” kata pengamat politik Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Gungun Heryanto ketika dihubungi Republika di Jakarta, Senin (4/3).

 

Gungun mengatakan parpol belum serius membagun institusionalisasi politik. Ini terjadi lantaran kebanyakan parpol masih menggantungkan diri pada figur sentral di internal mereka. Alhasil ketika pemilu akan dilakukan, parpol tidak memiliki basis suara yang benar-benar mantap untuk bisa digarap.

Menurut Gungun, sosok artis dimanfaatkan sebagai magnet elektoral oleh parpol. Tidak heran belakangan ini banyak artis yang diusung parpol jadi caleg.

 

Namun, Gungun tidak memandang semua caleg artis bermasalah. Caleg artis semestinya tidak menjadi persoalan apabila parpol yang bersinggungan menerapkan sistem kaderisasi yang benar kepada mereka.

Sayangnya, Gungun menyampaikan yang terjadi sekarang ini justru kebanyakan parpol tidak melakukan kaderisasi terhadap artis. Alhasil selain kualitas dan kapabilitas mutu si caleg rendah, belum lagi caleg artis juga tidak memiliki ikatan ideologis dan cenderung transaksional dalam berpolitik

 

Terlepas dari persoalan itu, Gungun tak menampik ada sejumlah artis yang berkiprah cukup baik di Senayan. Mereka misalnya Nurul Arifin, Dedi Gumilar, dan Rieke Dyah Pitaloka. Tapi sekali lagi, mereka tidak bisa melulu dijadikan sebagai representasi kualitas artis lain yang bermetamorfosa menjadi politisi.

 

Kekuatan artis sebagai magnet elektoral pada akhirnya bergantung pada masing-masing figur artis itu sendiri. Popularitas artis, kata Gungun, belum menjadi jaminan keterpilihan saat pemilu. Partai politik dituntut selektif menjaring artis potensial berdasarkan kapabilitas dan integritas.

“Seharusnya ke depan partai merekrut artis jauh-jauh hari agar bisa dikaderisasi,” saran Gungun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement