Senin 04 Mar 2013 10:11 WIB

Satpol PP Buka Paksa Blokade Stadion Riau

Stadion Utama Riau di Panam, Pekanbaru, Riau (ilustrasi)
Foto: Antara
Stadion Utama Riau di Panam, Pekanbaru, Riau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Puluhan personel Satpol PP membuka paksa blokade pada akses pintu masuk ke Stadion Utama Riau, Pekanbaru, Senin. Blokade dipasang pihak kontraktor karena tunggakan piutang belum dibayarkan oleh Pemprov Riau.

Kepala Bidang Penindakan Satpol PP Provinsi Riau, Iswadi, mengungkapkan pembongkaran paksa itu dilakukan karena ada kunjungan dari Panitia Pusat Islamic Solidarity Games (ISG) yang dipimpin oleh Rita Subowo selaku Ketua Komite Olimpiade Inddonesia (KOI).

"Rombongan Ibu Rita rencana mau ke sini (stadion). Tapi, karena masih ditutup jalannya, rombongan terpaksa dialihkan dulu ke Sport Center Rumbai," kata Iswadi.

Informasinya dalam rombongan itu juga ikut serta perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga yakni Heru Nugroho dan Safariatun. Pada pekan lalu, rombongan panitia ISG juga tak bisa masuk akibat pihak kontraktor memblokade jalan masuk ke stadion megah itu.

Bahkan, rombongan saat itu harus berjalan kaki cukup jauh dari pintu masuk, sekitar 1,5 kilometer, menuju gerbang utama. Namun, kali ini rombongan akan lebih leluasa karena satpol PP sudah membuka blokade pagar besi di akses pintu masuk stadion.

Meski begitu, petugas tampak kesulitan karena pagar besi cukup berat sehingga tak bisa semuanya disingkirkan dari badan jalan. "Yang penting cukup untuk mobil masuk," kata Iswadi.

Pihak kontraktor yang tergabung dalam kerja sama operasi (KSO) melarang segala aktivitas di stadion utama sebelum Pemprov Riau sebagai pemilik proyek membayar utang pembangunan. Tiga kontraktor itu terdiri dari PT Pembangunan Perumahan, Adhi Karya dan Wika.

Utang tertunggak kepada KSO mencapai Rp 147 miliar untuk pengerjaan fisik stadion dan perawatan. Selain itu, Pemprov Riau juga berhutang pada Adhi Karya untuk pembangunan sarana dan fasilitas pendukung stadion sekitar Rp 144 miliar.

Kontraktor menilai sudah terlalu banyak memberi dispensasi penggunaan stadion itu untuk kualifikasi Piala Asia dan PON XVIII. Namun, Pemprov Riau tidak punya itikad baik untuk melunasi utang. Karena itu, kontraktor tidak mengizinkan penyelenggaraan ISG pada Juni nanti digelar ditempat itu sebelum hak mereka dipenuhi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement