REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menyambangi Jerman dan Hungaria. Kunjungan diawali ke Jerman. Setelah itu akan melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke Budapest, Hungaria.
Kunjungan ini dilakukan atas undangan Presiden Republik Hungaria, János Áder.
Undangan serupa juga telah disampaikan lima tahun yang lalu pada saat kunjungan Presiden Hongaria, Laszlo Solyom, ke Indonesia, Mei 2008.
Hubungan diplomatik Indonesia-Hungaria secara resmi dimulai dengan penandatanganan Persetujuan Persahabatan pada 26 Juni 1955. Kerja sama itu meliputi politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Kunjungan SBY ke Hungaria terakhir dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, 11 tahun yang lalu. Dalam kunjungan ini, SBY dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Hungaria.
Kesempatan pertemuan bilateral tersebut akan dimanfaatkan untuk membahas upaya peningkatan hubungan bilateral di berbagai bidang, utamanya di bidang ekonomi. Presiden juga dijadwalkan untuk menyaksikan penandatanganan kerja sama pelatihan diplomatik antar-Kementerian Luar Negeri kedua negara.
SBY pun dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orbán. Hungaria merupakan mitra dagang terbesar keempat Indonesia di kawasan Eropa Tengah dan Timur.
Menurut data dari Kementerian Perdagangan, pada 2011 volume perdagangan Indonesia-Hungaria tercatat sebesar 438,4 juta dolar AS. Pada 2012, volume perdagangan sebesar 183,5 juta dolar AS.
Atau turun sebesar sebesar 50,4 persen. Menurunnya volume perdagangan bilateral ini lebih disebabkan oleh kontraksi ekonomi yang dialami Hungaria sebagai dampak dari krisis ekonomi Eropa.