Jumat 01 Mar 2013 12:30 WIB

HTI Dukung Penegakan Syariah dan Khilafah di Suriah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: A.Syalaby Ichsan
  Seorang anak ikut bergabung dengan aksi unjuk rasa Hizbut Tahrir Indonesia yang mengutuk pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad SAW di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (14/9).    (Aditya Pradana Putra/Republika)
Seorang anak ikut bergabung dengan aksi unjuk rasa Hizbut Tahrir Indonesia yang mengutuk pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad SAW di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (14/9). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Ribuan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jabar, menggelar aksi unjuk rasa di Halaman Gedung Sate, Jumat (1/3).

Mereka menyatakan, mendukung perjuangan kaum muslim di Suriah untuk menegakkan syariah dan khilafah. Aksi damai tersebut, dimulai sekitar pukul 09.00 WIB sampai menjelang shalat Jumat. Selain berorasi, mereka menggelar berbagi spanduk.

 

Juru Bicara HTI Jawa Barat Luthfi Afandi menjelaskan, kaum muslim di Suriah sudah lama hidup dalam penindasan dan penderitaan di bawah rezim kufur. Umat Muslim di Suriah, benar-benar menghadapi situasi sulit, meski berbagai kemenangan dan kemajuan telah dicapai.

Bentuk penindasan terhadap umat muslim di Suriah, kata dia, karena Amerika telah berkonspirasi dengan Rusia, Cina, dan Inggris.

"Meski mereka berbeda kepentingan, tapi ketika menghadapi umat Muslim, terlebih ketika muslim menegakan syariah dan khilafah mereka pun menjadi kompak," ujar Luthfi kepada wartawan disela-sela aksi, Jumat (1/3).

Menurut Luthfi, pada Februari 2013 lalu muslim Suriah menyuarakan 'Satu Umat, Satu Bendera dan Satu Peperangan' harus mendapat sambutan dan dukungan dari seluruh kaum muslim di dunia. 

"Aksi yang kami lakukan lebih dari seribu masa sebagai bentuk dukungan moral kepada mereka," katanya. Kalau semua muslim Suriah tahu ada yang mendukung, kata dia, mereka pasti merasa terdorong untuk terus berjuang.

Posisi pejuang Islam di Suriah, menurut dia, saat ini seperti ketika pasukan kaum muslim di bawah kepemimpinan Nabi Muhamad SAW menghadapi pasukan koalisi.

"Ini bagian dukungan untuk diwujudkan dan menggugah kesadaran umat tentang apa yang sesungguhnya saat ini terjadi di Suriah," jelasnya.

Luthfi menilai, perang tersebut bukan perang Syiah dan Sunni. Tapi, perang antara Islam dan kekhufuran. Selain berorasi, massa juga mengusung  berbagai spanduk yang menyatakan dukungan moral untuk Islam di Suriah.

Aksi mendapat pengawalan dari kepolisian. Akibat dari aksi tersebut jalan Diponegoro sempat tersendat karena massa menghabiskan seperempat badan jalan.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement