REPUBLIKA.CO.ID, TAMBUN UTARA -- Rendahnya animo masyarakat Desa Karang Satria untuk berobat ke Puskesmas diakui Kepala Desa Karang Satria, Zaenuddin Resan. Menurutnya, hal ini berhubungan erat dengan rendahnya tingkat kepercayaan warga terhadap Puskesmas Karang Satria.
Alhasil, banyak warga Karang Satria yang memilih berobat ke klinik swasta. Meskipun begitu, program sosialiasasi ke masyarakat agar animo warga dan tingkat kepercayaan warga ke Puskesmas bisa meningkat sudah dilakukan secara optimal.
"Sosialisasi pengobatan gratis dengan menggunakan KTP sudah sering kami lakukan, terutama lewat momentum acara-acara kemasyarakatan seperti maulid nabi atau tabligh akbar," ujarnya kepada Republika, Kamis (28/2).
Selain itu, lanjut Zaenuddin, pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada RT/ RW untuk mensosialisasikan kepada warga. Sosialisasi yang dilakukan bersifat estafet, nantinya RT/ RW berkewajiban menyampaikan ke warga.
Namun, tetap saja banyak warga yang memilih berobat ke klinik swasta. Hal ini, menurut Zaenuddin, lantaran warga sudah cenderung percaya kepada klinik swasta ketimbang Puskesmas. Padahal, obat yang diberikan di Puskesmas hampir sama dengan yang ada di klinik swasta.
"Ini masalah sugesti masyarakat mas, warga lebih memilih ke sana karena sudah percaya bisa langsung sembuh. Biarpun harus bayar, mereka tetap ke sana," katanya.
Kondisi di Puskesmas Karang Satria pun terlihat sepi. Jejeran bangku yang berada di ruang tengah Puskesmas terlihat kosong melompong. Hanya ada beberapa petugas yang terlihat hilir mudik mengurusi berkas-berkas.
Jam pendaftaran pasien dibuka dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Puskesmas tutup pukul 14.00 WIB, namun tetap ada petugas piket hingga pukul 17.00 WIB.
Salah satu staff di Puskesmas mengakui, pengunjung di Puskesmas memang cenderung sepi lantaran warga lebih memilih untuk berobat ke klinik swasta. "Seolah-olah kami mah cuma dapet tumpahan atau sisaan aja dari klinik swasta," ujarnya.
Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Karang Satria, Yati, menyatakan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa terkait rendahnya minat warga berobat ke Puskesmas.
Upaya penyuluhan dan sosialisasi sudah dilakukan oleh pihak Puskesmas. "Paling tidak setiap bulan atau tiga bulan sekali ada pertemuan dengan warga," tuturnya.
Namun, ketika diminta soal data terkini jumlah kunjungan ke Puskesmas Karang Satria, Yati menolak memberikan dengan alasan karena harus ada surat tembusan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
Ada sekitar 26 RW yang berada di wilayah Desa Karang Satria. Secara keseluruhan, ada sekitar 70 ribu jiwa yang mendiami Desa Karang Satria. Berdasarkan data kunjungan pasien dari Januari hingga Mei 2010, pasien yang berkunjung ke Puskesmas Karang Satria hanya sebanyak 6.400 orang.