REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- National Leadhership Center (NLC) bersama dengan lembaga riset internasional berbasis di Inggris, Taylor Nelson Sofres (TNS) merilis hasil jajak pendapat tentang kandidat presiden dengan nama Prabowo Subianto di peringkat teratas dengan 35 persen.
Presiden Direktur NLC, Taufik Bahaudin, mengatakan Prabowo meraih suara tertinggi, karena memang disukai rakyat Indonesia. Meski ada kontroversi yang mengiringinya, kata dia, masyarakat tidak terlalu mempermasalahkannya. Menurut dia, ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu diidentikkan sebagai sosok berkepribadian tegas.
Hal itu yang dirindukan masyarakat Indonesia yang merasa kehilangan dengan sosok Presiden SBY, yang dikenal peragu. "Dia merupakan antitetis sosok SBY," katanya, Kamis (28/2). Taufik menjelaskan, dalam kasus konflik antara Indonesia-Malaysia, misalnya, masyarakat menilai SBY kurang berani dalam menentukan sikap. Dampaknya, harga diri bangsa Indonesia terasa dilecehkan.
Kesukaan kepada Prabowo, sambungnya, karena mantan panglima Kostrad itu dianggap bisa mengembalikan rasa kebanggaan terhadap Indonesia. "Masyarakat dalam memilih capres tidak melihat program dan visi misinya. Kalau sudah suka, pasti akan dipilih," ujar Taufik.
Survei polling yang dilaksanakan pada pertengahan Januari 2013 dilaksanakan secara random pada 2.020 responden calon pemilih, serta menjangkau perkotaan dan pedesaan di 31 provinsi. Setelah Prabowo, figur kedua diduduki Megawati Soekarnoputri (20 persen), dan Jusuf Kalla (12 persen).