REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Warga pesisir pantai Tangerang mengaku tidak pernah mendapat program kebersihan dari Tangerang. "Nggak ada itu program gerakan kebersihan," kata Muhammad Guntur, warga Desa Kohot, Tanjung Burung, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Selasa (26/2)
Menurut Guntur, kalau ada pemerintah yang mengaku ada program kebersihan atau gerakan kebersihan itu hanya bualan. Warga di sini yang berinisiatif untuk membersihkan sampah di pantai. "Pikirkan dulu armada yang kurang, itu saja belum becus," katanya
Warga Tanjung Burung sudah melaporkan tumpukan sampah yang sudah menahun lewat Musyawarah Rembuk Bangunan (Musrembang) 2012 karena sampah sudah menganggu kenyamanan warga.
Setiap ada angin dari laut, warga langsung menyium bau busuk. Sementara Guntur menambahkan, air laut yang dekat dengan tumpukan sampah berubah menjadi lumpur bercampur sampah. Sampai saat ini, belum ada langkah dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah yang sudah menganggu kenyamanan warga.
Guntur mengatakan, Selama ini kerjaan Dinas Kebersihan Kabupaten Tangerang hanya menanam pohon saja di jalan. Padahal, permasalahan sampah belum terselesaikan. "Ini baru salah satunya, masih ada di bagian pantai lain," ujarnya.
Menurut Guntur, sampah tersebut berasal dari Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten dan Bogor. Sampai berakhir salah satunya di Tanjung Burung, karena mengikuti aliran Sungai Cisadane. "Yang parah ketika banjir kemarin, dua bulan kita banjir sampah," katanya.