Selasa 26 Feb 2013 16:29 WIB

'Polisi Wajib Putus Siklus Perampokan dengan Pembunuhan'

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Dewi Mardiani
Sasaran Perampokan. Toko emas sejauh ini masih menjadi sasaran empuk para perampok.
Sasaran Perampokan. Toko emas sejauh ini masih menjadi sasaran empuk para perampok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Kepolisian menegaskan pihak kepolisian lebih intensif mengatasi perampokan dengan pembunuhan. ''Takutnya jadi tren, polisi harus buat konsep jangka pendek yang komperhensif,'' ujar Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta Pane, Selasa (26/2)

Neta mengatakan, aksi perampokan yang membunuh korbannya biasanya terjadi di pinggiran kota Jakarta. Ini menjadi marak karena tidak ada pengawasan yang ketat dari polisi. Patroli rutin bisa ditingkatkan dengan fasilitas yang ada. Dia mengusulkan agar mobil patroli itu dari kelas City Car yang lincah, agar bisa menggunakan premium, bukan pertamax.

Neta melanjutkan, tugas polisi juga bukan hanya menjaga orang-orang penting seperti di Kedubes atau rumah Diplomat. Polisi berkewajiban menjaga keamanan masyarakat seluruhnya. ''Jangan nongkrong 24 jam, suruh gerak, biar mobilitasnya tinggi,'' katanya

Pemetaan juga harus menjadi salah satu program polisi. Neta mengatakan, ada seperti siklus kejahatan di jakarta, hal ini dimulai dari perampokan yang membunuh korbannya, seperti bobol ATM; penjambretan; serta perampokan toko emas, rumah mewah, ataupun SPBU. ''Polisi berkewajiban memutus siklus ini,'' katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement