REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi perampokan kembali marak terjadi di beberapa wilayah di Jakarta, terutama di wilayah pinggiran dan kota besar lainnya. Aksi tersebut juga diwarnai aksi pelaku yang tanpa ragu menghabisi nyawa para korban.
Nah, berdasar kejadian tersebut, Kepolisian diminta untuk segera melakukan tindakan nyata, agar aksi kriminal tersebut tidak keburu menjadi tren alias 'nge-tren'. Demikian harapan yang disampaikan Ketua Presidium Indonesia police Wacth (IPW), Neta S Pane dalam pesan singkatnya kepada ROL, Selasa (26/2).
"Jika tidak segera diatasi dikhawatirkan aksi perampokan yang membunuh korbannya akan berkembang menjadi tren," ujarnya seraya mengingatkan.
Menurut dia, setidaknya pihaknya menilai ada empat langkah yang harus dilakukan Polri terkait aksi kriminali tersebut. Pertama, Polri diminta untuk segera memaksimalkan Polsel-Polsek yang merupakan ujung tombak penjaga keamanan masyrakat. Salah satu caranya adalah dengan melakukan patroli rutin di daerah-daerah rawan dan strategis.
"Untuk itu Polri harus melengkapi Polsek-Polsek dengan mobil dan motor patroli serta fasilitas lain," imbuh Neta.
Kedua, lanjut dia, mengenai pengadaan mobil patroli elite-elite Polri diminta mengubah mindset-nya yang tidak hanya memikirkan komisi serta orientasinya yang membumi. Karena menurut dia, tidak seperti sekarang ini mobil patroli yang diberikan ke Polsek-Polsek merupakan mobil 2500 sampai 3000 cc dengan BBM Pertamax padahal jatah dari Polri hanya Premium.
"Polri harus memberikan city car sebagai mobil patroli di Polsek-Polsek sehingga mobil tersebut lincah dan tidak membebani petugas patroli," katanya menyarankan.
Ketiga, Neta mengatakan, mobil-mobil patroli yang nongkrong 24 jam di depan Kedubes-Kedubes dan rumah-rumah diplomat harus segera digerakkan agar mobilitasnya makin tinggi. "Sebab tugas Polri adalah menjaga keamanan seluruh masyarakat dan bukan hanya menjaga keamanan orang-orang tertentu," ujarnya.
Keempat, ia menambahkan, Polri khususnya Polda Metro harus membuat pemetaan kejahatan di daerahnya. Sebab sepertinya ada siklus kejahatan di Jakarta, hal ini dimulai dari perampokan yang membunuh korbannya, perampokan toko emas, pembobolan ATM, penjambretan, perampokan SPBU, perampokan rumah mewah, perampokan mini market, penggadaian, dan nasanah bank.
"Sebagian besar kejahatan ini dilakukan di wilayah pinggiran Jakarta. IPW berharap polisi bisa memutus siklus ini dan menjaga keamanan masyarakat dengan maksimal dari aksi-aksi kejahatan tersebut," kata Neta menandaskan.