REPUBLIKA.CO.ID,KULONPROGO--Pembangunan pabrik bijih besi oleh PT Jogja Magasa Iron di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diundur karena lokasinya akan dipindah.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Senin, mengatakan PT Jogja Magasa Iron (JMI) harus menyusun studi kelayakan pembangunan pabrik, seiring rencana pemindahan lokasi dari timur ke barat.
"Untuk menyusun studi kelayakan, PT JMI membutuhkan waktu sedikitnya enam bulan. Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan pabrik diundur," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan kesepakatan awal yang sudah diserahkan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pabrik bijih besi akan dibangun di wilayah timur. "Jadi, kalau akan dipindah ke barat, harus ada studi kelayakannya," katanya.
Presiden Direktur PT JMI Lutfi Hyder mengatakan dokumen studi kelayakan pembangunan pabrik bijih besi ditetapkan lokasinya di sisi timur. Namun, kata dia, PT JMI maupun pemkab sepakat pabrik akan dibangun di sisi barat atau di Karangwuni, Wates.
"Ini masalah teknis saja. Karena kalau dari sisi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal), tidak masalah, boleh di timur atau di barat. Secara yuridis studi kelayakan harus diubah. Kalau sudah selesai, baru kami proses tahapannya," katanya.
Ia mengatakan pemilihan lokasi di sisi barat, karena di lokasi tersebut sudah ada proyek percontohan, sehingga tinggal meneruskan dan tidak perlu mengulang proses dari awal.
"Selain itu, masyarakat sekitar lokasi juga sudah lebih terbiasa dengan aktivitas PT JMI dibanding masyarakat di sisi timur," katanya.
Legal Consult PT JMI Evaristus Hartoko mengatakan setelah dokumen studi kelayakan selesai dan disetujui Kementerian ESDM, maka JMI dapat meneruskan pembangunan pabrik bijih besi, dan langsung melakukan pembebasan lahan.
"Hingga kini belum diputuskan luasan lahan yang akan dieksplorasi JMI. Luasan lahan masih
dibahas di internal perusahaan. Ini mengingat steelmixing tidak termasuk di dalamnya, maka luasan lahan garapan dipastikan menyusut," katanya.