Senin 25 Feb 2013 22:12 WIB

DIY Kembangkan Madrasah Unggulan

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Siswa madrasah (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Siswa madrasah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2013 ini akan mengembangkan sejumlah madrasah unggulan. Madrasah unggulan ini didesain tidak hanya membekali siswanya ilmu agama dan ilmu pengetahuan semata namun juga karakter lokal DIY yang ditonjolkan.

Menurut Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) DIY, Maskul Haji, untuk pilot project tahun ini akan ada enam madrasah unggulan. "Masing-masing dua madrasah di setiap tingkatannya," ujarnya kepada Republika, di Yogyakarta, Senin (25/2).

Pihaknya, kata Maskul, menggandeng sebuah perguruan tinggi negeri di DIY untuk melakukan pendampingan di sekolah-sekolah tersebut.

PTN ini akan menerjunkan tim khususnya untuk mendampingi penataan manajemen sekolah baik dari sisi kurikulum, keguruan, kesiswaan, administratif, sarana prasarana maupun kelembagaan secara umum. "Pendampingan akan dilakukan hingga lima tahun ke depan," ujar Maskul.

Jika selama lima tahun ini capaian yang ditargetkan terlihat dengan baik maka sekolah unggulan tersebut akan dikembangkan ke madrasah lainnya secara bertahap.

Sementara itu, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY, Noor Hamid mengatakan, keenam madrasah yang ditunjuk sebagai madrasah unggulan tersebut adalah Madrasah Aliyah Negri (MAN) I Yogyakarta, MAN 3 Yogyakarta, Madrasah Tsanawiyah (MTs) 2 Yogyakarta, MTs Bantul, Madrasah Ibtidaiyah Negri (MIN) Jejeran Bantul serta MIN Tempel Sleman. 

"Konsepnya seperti boarding schooll namun hanya sampai sore bukan malam," katanya menerangkan.

Capaian yang ingin dicetak melalui program ini menurut Hamid, adalah terbentuknya generasi cerdas yang berbudi, berkarakter dan memiliki Iman serta Taqwa yang kuat.

Dari sisi akademis, pihaknya ingin melalui program tersebut setidaknya 60 hingga 70 persen lulusan madrasah bisa diterima di PTN di seluruh Indonesia. 

"Ini bagian dari upaya kami dalam mencetak generasi unggulan penerus pembangunan negara ini," katanya menegaskan.

Capaian tersebut, kata dia, baru akan terlihat dalam lima tahun ke depan. PTN yang mendampingi madrasah sendiri tidak mengajar langsung pada siswa. Mereka hanya mendampingi guru dan staf madrasah secara internal.

Sedangkan yang berhadapan dengan siswa tetap guru di madrasah tersebut. Setelah lima tahun program ini akan dikembangkan ke madrasah lain secara bertahap. "Bisa bentuknya pendampingan tim, atau madrasah unggulan mendampingi madrasah lainnya," terang Hamid.

Kanwil Kemenag, lanjut dia, menyediakan dana untuk pendampingan tersebut. Dana yang disediakan kata dia hanya sedikit. "Saya lupa berapa dananya, tetapi hanya untuk pendampingan yaitu penguatan guru dan karyawan," tambahnya.

Berdasarkan data kata dia, hingga 2013 ini jumlah MA Negri sebanyak 15 madrasah, MTs Negri 35, MI Negri 23 sekolah. Sedangkan swasta untuk MA 29, MTs 53 dan MI sebanyak 113 sekolah. Program madrasah unggulan sendiri baru digelar di madrasah negri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement