REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Pertamina menggandeng Mabes TNI AD untuk membantu penguatan penjagaan daerah perbatasan.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Prabowo mengatakan, prajurit yang ditugaskan di ujung perbatasan tidak hanya menjaga kedaulatan negara, melainkan juga bertugas mendidik masyarakat.
Karena tidak sedikit anggota TNI yang menjadi guru, kata dia, maka sebelum dikirim ke perbatasan harus menjalani orientasi yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Karena guru dadakan jangan sampai mendidik salah, maka diberi penataran," ujar Pramono di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin (25/2).
Dia menjelaskan, kerjasama antara TNI AD bersama BRI dan Pertamina mendukung penguatan penjagaan perbatasan melalui bidang pendidikan. Caranya adalah kedua perusahaan itu menyuplai buku untuk dijadikan bahan bacaan murid di perbatasan Papua.
Berdasarkan hasil tinjauannya ke sana, Pramono pernah mendapati ada beberapa anak Papua Nugini yang ikut belajar dan menjadi murid di sekolah darurat yang didirikan prajurit TNI.
Karena tujuannya ingin mendapatkan pendidikan, pihaknya meminta prajurit untuk tidak mencurigai putra dan putri dari negara tetangga itu.
"Didik mereka karena masih saudara sama kita, dan membutuhkan pengetahuan. Itu bukan wilayah pelanggaran kedaulatan negara," kata mantan panglima Kostrad itu.
Terkait situasi keamanan di Papua pascapenembakan di Distrik Sinak, Papua, Pramono menjelaskan sudah terkendali. Hingga kini, strategi pengamanan belum berubah dan tidak ada penambahan pasukan. Hanya saja, ia berpesan setiap prajurit yang berjaga di pos perbatasan agar meningkatkan kewaspadaan setiap saat.
"Di Papua, tidak ada sesuatu yang berubah, pasukan harus waspada. Tidak ada penambahan pasukan, penjaga pos di depan harus hati-hati," imbaunya.