REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana kenaikan harga LPG tabung 12 kg yang diajukan oleh PT Pertamina (Persero) telah diterima oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa.
Meskipun demikian, Hatta mengaku masih mengkaji rencana tersebut. "Banyak hal yang perlu kita lihat," tutur Hatta kepada wartawan seusai memimpin rapat koordinasi kebijakan stabilisasi harga pangan (daging dan kedelai) di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (25/2).
"Saya akan rapat minggu ini untuk bicarakan itu semua," kata Hatta. Ayah dari Rasyid Rajasa ini menjelaskan, dari satu sisi, dirinya memahami harga LPG tabung 12 kg harus dinaikkan mengingat beratnya tanggungan Pertamina.
Selama menyalurkan LPG tabung 12 kg ke masyarakat, perusahaan pelat merah itu selalu menderita kerugian. Pada 2012, kerugiannya mencapai Rp 5,4 triliun. Sedangkan di sisi lain, Hatta menyebut pemerintah harus memperhitungkan dampak kenaikan ini kepada inflasi.
Apalagi, tarif tenaga listrik (TTL) baru saja mengalami kenaikan sebesar 15 persen secara kumulatif di 2013. Disparitas harga antara LPG tabung 12 kg dengan tabung 3 kg juga menjadi perhatian. Sebab, jika sebagian besar pengguna LPG tabung 12 kg beralih ke tabung 3 kg, akan mengakibatkan jebolnya subsidi tabung 3 kg.
"Semua ini kita hitung," kata Hatta. Sebagai gambaran, pada APBN Perubahan 2012 subsidi LPG tabung 3 kg tercatat Rp 29,126 triliun dengan volume 3,606 juta kg. Sedangkan pada APBN 2013 subsidi LPG tabung 3 kg menurun menjadi Rp 26,451 triliun walaupun volume mengalami peningkatan menjadi 3,859 juta kg.