REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jalan penghubung antara Sukabumi-Cianjur dinilai terlalu padat dilintasi kendaraan. Sementara jalan yang tersedia hanya satu dan tidak ada alternatif.
‘’Jumlah kendaraan pada pagi hari didominasi para buruh yang berangkat kerja,’’ terang Wakil Ketua Pimpinan Unit Kerja (PUK) SP Tekstil Sandang Kulit (TSK) SPSI Kabupaten Sukabumi, Dede Iman, Senin (25/2).
Diperkirakan, jumlah kendaraan pada pagi hari mencapai sekitar 30 ribu unit baik sepeda motor maupun kendaran roda empat. Menurutnya, padatnya kendaraan terutama dari arah Cianjur menuju Sukabumi. Hal ini dikarenakan buruh yang bekerja di Sukabumi kebanyakan berasal dari Cianjur.
Di perusahan sepatu PT Pratama Abadi Utama misalnya jumlah buruh asal Cianjur mencapai sekitar 60 persen, sementara sisanya dari Sukabumi. Jumlah karyawan di perusahaan tersebut mencapai sekitar 9.300 orang.
Dede menambahkan, sarana jalan yang dilintasi hanya satu jalur. Sehingga pada jam sibuk kendaraan yang melintas cukup padat. Dampaknya, potensi kecelakaan di jalur tersebut cukup tinggi.
Terakhir, kecelakaan maut terjadi di Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Cianjur yang menyebabkan sebanyak 16 korban tewas. Di mana, koban tewas mayoritas merupakan pekerja pabrik yang akan berangkat kerja.