REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menjelang pencoblosan, calon gubernur Jawa Barat Rieke Diah Pitaloka meminta dukungan kepada kiai Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga mengajak agar kaum nasionalis dan warga nahdliyin bisa bersatu.
"Ini menjadi tantangan apakah kita kaum nahdliyin dan nasionalis bisa bangkit seperti tahun 1945," kata Rieke saat bersilahturahim ke Majelis Taklim Nurussyafaah Depok, Sabtu (23/2).
Sejumlah ulama NU Depok hadir dalam acara tersebut, seperti Wakil Ketua Tanfid PC NU KH Yusuf Hidayat, Habib Husein Harun Baharun dan KH Abadi Idrus serta sesepuh NU DKI Jakarta, Habib Lutfi Alatas. Pimpinan Ponpes Nurussyafaah KH Muchlis Efendi juga turut hadir.
Rieke menceritakan bahwa pencalonan dirinya menjadi gubernur Jabar tak lepas dari pesan dari mantan ketua umum NU, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sebelum wafat, ia bercerita bahwa Gus Dur pernah memberikan pesan agar merapat ke PDI Perjuangan. Padahal saat itu, PKB sedang gonjang ganjing dan Rieke masih menjadi politisi PKB.
"Oh ini rupanya maksud Gus Dur dulu kenapa saya harus pindah ke PDI Perjuangan," ucapnya.
Walau merasa sulit namun Rieke tetap memperoleh keyakinan. Sikap itu menguat karena adanya dukungan dari sejumlah kiai NU yang ada di kampung-kampung.
"Apapun yang terjadi besok, yang pasti ini malam yang sungguh luar biasa. Saya senang sangat didukung oleh kiai-kiai di kampung," ujarnya.