REPUBLIKA.CO.ID, CILINCING -- SDN 02 Pagi Marunda kepenuhan menerima siswa pengungsi banjir dari daerah sekitar Muara Baru dan Waduk Pluit. Kelas yang normalnya berisi 30 siswa, kini harus menampung hingga 53 siswa per kelas.
Koordinator Lapangan Tanggap Darurat Korban Banjir Penjaringan merangkap Guru SDN 02 Pagi mengatakan, meskipun situasi ruang kelas penuh, mereka pun masih tetap menerima siswa yang mendaftar untuk bersekolah. Sehingga, bukan tidak mungkin penambahan siswa akan terus terjadi. "Kami tetap menerima, tetap melayani," ujarnya Jumat (22/2).
Sarwoto mengatakan, ia dan guru-guru lain tidak menghadapi kendala yang berarti atas membludaknya siswa. Mereka bisa menyiasati jumlah siswa dengan teknik tertentu. Untuk aturan tempat duduk, masing-masing siswa punya satu kursi dengan satu meja.
Salah satu siswi, Claudia (9 tahun), merasa senang karena sudah bisa bersekolah lagi. Setelah banjir besar yang dialaminya, ia nyaris tak bersekolah selama sebulan lamanya. Ia merupakan pindahan dari SDN 04 Penjaringan. "Seneng sekolah di sini, ketemu teman-teman baru lagi dan bisa belajar lagi," katanya.
SDN 02 Pagi Marunda memiliki 8 kelas. Total jumlah siswa di sana termasuk jumlah siswa korban banjir adalah 575 orang. Lokasinya berada sekitar 300 meter dari Rusun Marunda.
Untuk jumlah siswa pengungsi yang kini di mengenyam pendidikan di sekolah tersebut terdiri dari, Kelas I sebanyak 7 laki-laki dan 9 perempuan, Kelas II 8 laki-laki dan 7 perempuan, Kelas III 8 laki-laki dan 8 perempuan, Kelas IV 8 laki-laki dan 4 perempuan, Kelas V 4 laki-laki dan 2 perempuan, dan Kelas VI 1 laki-laki dan 1 perempuan.