REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volume sampah yang dihasilkan warga DKI Jakarta setiap harinya mencapai 6.500 ton per hari. Sampah tersebut sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga sebanyak 53 persen, sedangkan sisanya 47 persen dari sampah industri.
Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Kebersihan Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ajang P. Pinem mengatakan saat ini pola pengambilan sampah di Jakarta ada dua macam.
Pertama, sampah dari masyarakat dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Selanjutnya, petugas dari dinas kebersihan mengangkut sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kedua, sampah dari masyarakat langsung dibuang ke TPA. Menurut Ajang, saat ini Dinas Kebersihan DKI Jakarta sudah memiliki program bernama jali-jali. Program jali-jali adalah pengangkutan sampah langsung dari masyarakat ke TPA.
"Truk disiagakan di sebuah tempat, dan warga membuang sampah ke truk pada jam yang sudah ditentukan. Jadi sampahnya tidak menumpuk di TPS dulu," kata Ajang di Jakarta, Kamis (21/2).
Saat ini jumlah armada truk yang ada masih sangat kurang untuk mendukung program tersebut. Dari 720 truk sampah yang dimiliki Dinas Kebersihan saat ini, kata dia, sebagian besarnya sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Karena itu, truk sampah tidak bisa berfungsi optimal. "Untuk angkut sampah ke TPA Bantar Gebang, satu truk hanya bisa angkut satu rit per hari," ujar Ajang.