Kamis 21 Feb 2013 15:17 WIB

Harga Elpiji Akan Naik, Pemilik Warung Makan Terancam

Rep: riga nurul iman/ Red: Heri Ruslan
Tabung gas 12 kilogram (ilustrasi).
Foto: archive.kaskus.us
Tabung gas 12 kilogram (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah pelaku usaha rumah makan di Sukabumi menolak rencana kenaikan gas elpiji 12 kilogram. Kenaikan harga gas tersebut akan membebani para pengusaha kecil.

‘’Pemerintah jangan dulu menaikkan harga gas elipji,’’ terang salah seorang pengusaha warung makan di Jalan Jalur, Kelurahan Jayamekar, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Ismiati (47 tahun).

Jika jadi dinaikkan, maka pelaku usaha kecil akan terpuruk.

Menurut Ismiati, setiap hari dia menggunakan gas elpiji 12 kilogram untuk memasak makanan. Ia rutin mengganti gas elpjinya setiap satu hari sekali.

Ismiati mengatakan, harga gas elpiji yang dibelinya di agen mencapai Rp 72 ribu per tabung. Harga semakin mahal jika ia membeli gas tersebut di toko yang mencapai Rp 80 ribu per tabung.

Kenaikan harga gas elpiji, kata Ismiati, akan berpengaruh besar pada operasional rumah makan. Sehingga ia berharap pemerintah mengkaji ulang atau membatalkan rencana untuk menaikka harga gas elipiji 12 kilogram.S

ementara itu salah seorang pemilik warung makan di Jalan Siliwangi, Kecamatan Cikole, Adang (57) mengatakan keluhan serupa. ‘’Bila jadi dinaikkan, maka usaha saya terancam,’’ terang dia.

Oleh karena itu, kata Adang, kini ia mulai beralih menggunakan gas elpiji tiga kilogram. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga gas 12 kilogram.

Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan harga elpiji 12 kg dari semula Rp 70.200 per tabung menjadi Rp 95.600 per tabung. Kenaikan harga gas mencapai Rp 25.400 per tabungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement