REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari jajak pendapat pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana diunggulkan untuk dapat memenangi Pemilukada Gubernur Jawa Barat (Jabar). Sementara calon incumben Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar (Demiz) berada di posisi kedua.
Seperti terlihat dari jajak pendapat Indonesia Political Marketing Search (IPMR). Hasil survei terlihat, Dede-Laksamana mendapatkan elektabilitas 35,1 persen. Berselisih cukup tipis dengan pasangan Aher-Demiz dengan persentase 29,3 persen.
Chief Operations IPMR Farid Subkhan menjelaskan, meski pun bersaing ketat, namun karakter pendukung Dede-Lex berbeda jauh dengan pendukung Aher-Demiz.
"Kebanyakan menengah ke atas pilih Aher-Demiz, sedangkan menengah ke bawah menyukai Dede-Lex," kata Farid di kantor IPMR, Jakarta, Rabu (20/2).
Hal ini, lanjut dia, akan menentukan perebutan 11,5 persen calon pemilih yang belum menentukan sikap.
Menurut Farid, golongan berpendidikan tinggi cenderung memilih Aher-Deddy. Sedangkan rakyat kecil terutama di pedesaan merasa lebih dekat dengan pasangan Dede-Lex.
Itu juga didukung dengan koalisi parpol yang mendukung pasangan Dede-Lex. Pasangan nomor urut tiga itu didukung koalisi Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Empat parpol tersebut memang memiliki massa cukup banyak di golongan menengah ke bawah.
Sementara untuk Aher-Demiz, parpol justru tidak terlalu memberikan daya pikat yang kuat bagi calon pemilih. Bahkan ada kecenderungan partai pengusung pasangan nomor urut empat itu mengganggu elektabilitas mereka.
Namun secara individu dua tokoh itu memiliki kekuatan yang cukup baik dalam menarik simpati pemilih. Demiz disukai 89 persen responden dengan tingkat popularitas 93,8 persen. Sementara Aher disukai 88,5 persen responden dan meraih 79,5 persen suara untuk tingkat popularitas.
"Sejumlah 54 persen simpatisan Aher dan 60 persen simpatisan Demiz masih belum memutuskan memilih mereka. Pendekatan yang efektif bisa menjadi ancaman bagi posisi Dede-Lex," ungkap Farid.