REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rieke Diah Pitaloka, calon gubernur Jawa Barat, mengaku tidak khawatir dengan potensi tingginya angka golongan putih (golput) pada pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Jawa Barat.
Ia justru menegaskan keyakinannya akan bisa meraih kemenangan saat pencoblosan pada yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2013.
''Golput disebabkan adanya kesadaran politik karena mereka merasa tidak ada calon, tentunya saya tidak bisa memaksakannya. Saya juga tak khawatir untuk hal itu,'' kata Rieke usai menghadiri acara pentas Musyawarah Budaya di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Selasa (19/2) malam.
Sikap Rieke ini disampaikan menyusul adanya hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika Jurusan Statistika Universitas Padjadjaran.
Hasil survei itu memprediksi jumlah warga yang tidak menentukan pilihannya (golput) pada Pilkada Jabar 2013 bisa mencapai 10,4 juta orang atau sekitar 32,23 persen.
Rieke menegaskan, sikap golput merupakan pilihan setiap pemilih. Namun yang ia cemaskan justru kalau tingginya angka golput ini lebih disebabkan karena faktor teknis dalam pendataan daftar pemilih tetap (DPT).
''Menurut saya, yang harusnya diwaspadai itu adalah persoalan teknis yang bisa membuat seseorang bisa menjadi golput. Kalau ini penyebabnya, tentunya kami khawatir,'' ujar calon yang diusung dari PDI Perjuangan ini.