REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Meluapnya sungai Bengawan Solo mengakibatkan wilayah Bojonegoro dan sekitarnya terendam Banjir, termasuk sekitar lima ribu hektar sawah. Dampaknya, petani pun merugi, karena tanaman padi yang terendam adalah yang siap panen.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Sudarmawan, sudah menginstruksikan agar BPBD Kabupaten Bojonegoro segera mendata berapa kerugian yang disebabkan banjir Bengawan Solo ini. "Sudah kita instruksikan untuk segera didata," ujar Sudarmawan, Selasa (19/2).
Dari pendataan sementara, pihaknya memperkirakan lima ribu hektar sawah yang terendam luapan air selama kurang lebih tiga hari, sejak Sabtu hingga Senin kemarin. Gagal panen pun bisa terjadi dengan prediksi kerugiannya mencapai sekitar Rp 5 miliar.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Suhadi, mengatakan angka kerugian tersebut didominasi terjadi di lahan pertanian. Pihaknya mendata sekitar 4.790 hektar padi, 509 hektar tanaman jagung, dan tanaman palawija milik warga di 114 desa di 13 kecamatan se-Kabupaten Bojonegoro terendam banjir.
Menurut Suhadi, data tersebut belum termasuk infrastruktur jalan desa sepanjang 116 meter, 824 meter jalan PU dan 24 jembatan. Untuk kondisi luapan air, pada hari ini, kata dia, sudah berangsur surut. Status siaga III pun sejak Senin sore sudah diturunkan menjadi siaga II. Sebagian pengungsi sudah mulai kembali ke kediaman masing-masing.