Senin 18 Feb 2013 17:29 WIB

1.600-an Warga Mengungsi Akibat Banjir di Bojonegoro

Rep: amri amrullah/ Red: Heri Ruslan
Sejumlah warga menerobos genangan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jatim.
Foto: ANTARA/Aguk Sudarmojo
Sejumlah warga menerobos genangan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Banjir yang terjadi di Bojonegoro akibat meluapnya air sungai Bengawan Solo pada Sabtu sore lalu, menyebabkan beberapa ribu warga masih mengungsi.

Bupati Bojonegoro Suyoto membenarkan masih ada 1.600-an warga yang saat ini masih mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir.

"Kita sudah mengirim pasokan makanan untuk 1600an orang yang mengungsi," ujar sang Bupati di Kantor Gubernur Jawa Timur, Senin (18/2) sesaat setelah pengarahan dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Ia pun memastikan jumlah pengungsi ini dipastikan akan berkurang drastis mulai Senin sore dan besok setelah kondisi air yang mulai berangsur surut.

Suyoto memastikan, pihak Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sudah bekerja cukup baik untuk menanggulangi banjir akibat meluapnya air sungai Bengawan Solo ini setiap tahun. Selain bantuan makanan, pihaknya juga telah mengantisipasi perlengkapan lain seperti Perahu karet dan lainnya.

Antisipasi Pemerintah, papar dia, beberapa proyek bendungan Kanor yang telah dibuat pemerintah dan membuka pintu air di plangwoot hingga batas maksimal yaitu 640 kubik perdetik. Cara ini, klaim dia, terbukti cukup efektif membuat wilayah Kanor terhidar banjr dan mengurangi lamanya masa waktu banjir.

"Banjir luberan Bengawan Solo ini sudah terjadi setiap tahun, dulu lama waktu banjir bisa mencapai seminggu, tapi saat ini hanya dua hari karena adanya bendungan itu," katanya.

Ia pun mengklaim kedepannya akan ada pembangunan bendungan dan penambahan elevasi agar semakin diperluas untuk mengantisipasi wilayah kota Bojonegoro, Trucuk dan Dander yang kali ini terdampak cukup parah.

Ditempat yang sama, Soekarwo, Gubernur Jawa Timur mengaku sedang merancang untuk menambah jumlah pintu air di Plangwoot Sedayu Lawas yang tadinya hanya empat pintu akan ditambah menjadi enam pintu.

 "Dengan tambahan ini, nanti mampu mengalirkan air seribu meter kubik per detik. Sehingga kalaupun terjadi Banjir, paling hanya sehari dan sudah kering lagi," kata dia. Cara ini, jelas Pakde sudah terbukti di wilayah Kanor dimana saat ini tidak terdampak parah saat banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement