REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK SIKAPING -- Tiga jembatan penghubung nagari di Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, putus diterjang banjir akibat meluapnya Sungai Batang Asik sehingga ratusan kepala keluarga terisolasi sejak Kamis (14/2) malam.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Pasaman Alfa Kanif di Rao Utara, Sabtu, mengatakan putusnya jembatan tersebut membuat ratusan kepala keluarga (KK) di nagari (desa adat) Koto Nopan terisolasi karena tidak ada jalan alternatif menuju ke sana.
"Jembatan ini menjadi satu-satunya jalan dari Nagari Koto Rajo untuk menyeberangi Batang Asik menuju ke kawasan tersebut dalam memberikan bantuan kepada para korban banjir," ujarnya.
Di samping itu, juga terjadi kerusakan jalan pada empat titik dengan total panjang 400 meter dan hingga saat ini belum bisa ditempuh untuk memberikan pertolongan terhadap warga.
Akibat kerusakan jalan dan jembatan ini menyebabkan sekitar lima ribu jiwa terisolasi di sana.
Banjir yang melanda Kecamatan Rao Utara sempat menyebabkan satu warung hanyut bersama robohnya tebing sepanjang 80 meter, termasuk tapak satu unit jembatan di Koto Rajo serta merendam sekitar 425 hektare sawah.
Ia menambahkan, selain menghantam Kecamatan Rao Utara, banjir yang terjadi pada Kamis (14/2) itu juga melanda dua kecamatan lainnya yakni Rao Selatan dan Padang Gelugur.
Berdasarkan data sementara BPBD setempat, banjir di Rao Selatan disebabkan meluapnya pertemuan Sungai Batang Sibinail, Sungai Batang Asik dan Sungai Batang Sumpur.
Sebanyak 199 rumah terendam banjir, 4 rumah rusak berat, tiga rusak sedang serta merendam 322 hektare kolam ikan dan 270 hektare sawah yang ada di sana.
Di Kecamatan Padang Gelugur terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Sontang dan sempat merendam 100 rumah dan 65 hektare kolam terendam banjir.