Sabtu 16 Feb 2013 15:42 WIB

Penderita Kanker di Yogyakarta Tertinggi di Indonesia

Ilustrasi Kanker tiroid.
Ilustrasi Kanker tiroid.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Penderita Kanker di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 9,6 per 1.000 penduduk atau paling tinggi di Indonesia, kata Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo.

"Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang hanya mencapai 4,3 per 1.000 penduduk dengan kejadian lebih tinggi perempuan 5,7 per 1.000 penduduk dibandingkan laki-laki 2,9 per 1.000 penduduk," kata Hasto, Sabtu.

Menurut dia, penyakit yang paling banyak diderita oleh perempuan adalah kanker leher rahim, di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita baru dari 100.000 penduduk.

Ia mengatakan, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) sebagai salah satu yayasan yang memiliki kepedulian terhadap kejadian kanker di Indonesia dengan visinya masyarakat peduli kanker diharapkan mampu memberikan perhatian, dukungan dan lindungan sehingga dapat mewujudkan upaya untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan penderitaan akibat kanker.

"Penyakit kanker sebenarnya tidak menular tetapi angka kejadiannnya semakin hari semakin banyak dan menimbulkan masalah ekonomi, sosial, psikologis karena pengobatan yang mahal berpengaruh terutama kepada masyarakat miskin," kata dia.

Ia mengatakan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahun jumlah penderita kanker dunia bertambah 6,25 juta orang. Diperkirakan dalam 10 tahun mendatang diperkirakan sebanyak 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker.

"Pemerintah kabupaten Kulon Progo, berharap YKI memberikan informasi lebih dini atau preventif tentang kanker serta membantu warga yang kurang mampu untuk pengobatan kanker secara tepat," kata dia.

Ketua YKI Cabang DIY GKR Hemas mengatakan pengobatan kanker ini YKI pusat telah meluncurkan obat kanker yang sangat mujarab tapi harganya Rp22 juta satu kali pakai.

"Ini cukup memiskinkan orang, dan YKI mendapatkan harga khusus dengan syarat harus tepat sasaran. Pengobatan yang cukup tinggi, tentunya juga dijamin oleh pemerintah melalui Jamkesmas," kata dia.

Menurut Hemas, masyarakat perlu memahami bahaya kanker secara benar dan mempunyai kesadaran akan arti pentingnya menghindari faktor resiko serta melakukan deteksi dini.

Menurut dia, masyarakat salah mendapatkan pemahaman mengobati penyakit kanker. Sebab, masyarakat setiap hari dipertontonkan pengobatan alternatif di acara televisi.

"Ini yang sangat menyedihkan, pengobatan alternatif itu meringankan orang yang tidak berani ke rumah sakit menjadi pilihan bagi penderita, tetapi justru kita mendapat pasien kanker setelah penderita itu dalam keterlambatan atau parah dalam penyembuhan penyakit kanker itu sendiri," kata dia.

Ia mengatakan, YKI memandang masyarakat perlu memahami arti pentingnya resiko dan deteksi dini terhadap penyakit kankier. Untuk it, petugas YKI akan memberikan informasi kepada masyarakat, menyadarkan pengobatan penyakit kanker secara tepat dan benar.

"Kami akan memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang kanker melalui tindakan promotif , preventif itu lebih baik, namun apabila memberikan bantuan kepada penderita juga secara tepat," kata di

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement