Sabtu 16 Feb 2013 09:01 WIB

Yogya Mulai Revitalisasi Pasar Tradisional

Rep: Yulianingsih/ Red: Heri Ruslan
Suasana di salah satu pasar tradisional.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Suasana di salah satu pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemkot Yogyakarta pada 2013 ini mulai melakukan revitalisasi pasar tradisional. Hal ini dilakukan agar kondisi pasar lebih sehat, tertata, dan menarik.

Kepala Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Kota Yogyakarta Hari Setyawacana mengatakan, pada 2013 ini dari 32 pasar tradisional yabg ada di Yogyakarta hanya satu yang direvitalisasi.

"Tahun depan akan ada empat pasar, untuk tahun ini satu," ujarnya di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (15/2).

Hal ini dilakukan karena keterbatasan anggaran. Pada 2013 ini pasar yang direvitaliasai adalah Pasar Kranggan. Sedangkan 2014, empat pasar yang direvitalisasi adalah Pasar Legi, Prawirotaman, Demangan, dan Sentul.

Revitalisasi, kata dia, dilakukan sebatas perbaikan fisik bangunan pasar yang pengerjaannya dilakukan bertahap. Revitalisasi difokuskan pada penyediaan ruang parkir yang memadai.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, Suyana, menuturkan, revitalisasi Pasar Kranggan tahun ini akan memperhatikan berbagai aspek agar pasar tradisional tersebut bisa menuju sebagai sebuah pasar sehat.

"Revitalisasi akan difokuskan di sisi belakang pasar dengan membangun atap yang cukup tinggi dari bahan tembus cahaya sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara di pasar bisa semakin baik," ungkapnya.

Menurutnya, selain meninggikan atap, revitalisasi di Pasar Kranggan tersebut juga dilakukan dengan meninggikan lantai agar lantai tidak kerap becek. Pasalnya lantai pasar lebih rendah dibanding Jalan Poncowinatan yang ada di sisi belakang pasar itu.

Pada 2013, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta hanya akan melakukan revitalisasi di Pasar Kranggan dengan dana sekitar Rp 1,3 miliar.

"Lokasi pasar juga berada dekat dengan ikon Yogyakarta, yaitu Tugu. Karenanya, kondisi pasar pun seharusnya lebih baik lagi," jelasnya.

Suyana mengatakan, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan sejumlah syarat agar sebuah pasar tradisional bisa disebut sebagai pasar sehat. Syarat tersebut antara lain adalah ventilasi minimal 20 persen dari bangunan yang ada, tingkat pencahayaan minimal 100 lux.

"Untuk tingkat pencahayaan, sebaiknya berasal dari sumber yang alami yaitu sinar matahari dan bukan dari lampu yang terpasang di dalam pasar," ujarnya.

Suyana juga menyebut fasilitas toilet serta tempat cuci tangan perlu ada di dalam pasar, serta pemisahan blok pasar berdasarkan jenis dagangan. 

Dari 32 pasar tradisional yang ada di Kota Yogyakarta, Suyana menyebut baru ada dua pasar yang hampir memenuhi syarat untuk bisa menjadi pasar sehat yaitu Pasar Talok dan Pasar Prawirotaman

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement