Sabtu 16 Feb 2013 06:03 WIB

RI Jadi Poros Busana Muslim Dunia, Mungkinkah?

 Model-model memeragakan busana-busana rancangan para peserta Indonesia Fashion Week 2013 di Balai Sidang Jakarta (Jakarta Convention Centre), Jakarta, Kamis (14/2).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Model-model memeragakan busana-busana rancangan para peserta Indonesia Fashion Week 2013 di Balai Sidang Jakarta (Jakarta Convention Centre), Jakarta, Kamis (14/2). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, Pekan ini kita disuguhi oleh ajang yang boleh jadi paling dinanti para insan mode Tanah Air: Indonesia Fashion Week. Mengapa ditunggu? Ini lantaran gebyar ajang mode ini sangat mencorong. Simak saja daftar berikut:  ratusan merek fashion bertebaran di hall Jakarta Convention Center, ratusan desainer turut terlibat, bahkan hadir pula desainer asing yang ikut meramaikan.

Pengunjung yang antusias berdatangan turut pula membesarkan hati. Kendati tiket masuk dipatok Rp 20 ribu tiap pengunjung, ajang yang berlangsung pada 14-17 Februari tetap diminati. Setidaknya, indikator ini boleh menjadi barometer bahwa dunia mode dalam negeri sangat bergairah.

Yang tak kalah menggairahkan, tentu saja, kehadiran desainer busana Muslim yang tidak kalah mencorong. Tak hanya menghadirkan busana terbaru, aneka pelengkap berbusana pun turut meramaikan seperti kerudung, scarf, dan beragam aksesori.

Nama-nama desainer busana Muslim baru pun terus bermunculan. Kegairahan yang hadir dari kreativitas yang tajam menilik ceruk pasar dan tentunya kejelian mengikuti perkembangan mode dunia.

Maka, tak heran bila semangat yang muncul untuk terus mengembangkan bisnis busana Muslim tak akan pernah berhenti. Modal utama seperti penduduk kita yang mayoritas Muslim dan perekonomian dalam negeri yang cukup menggembirakan belakangan ini menguatkan tiang pancang untuk mengibarkan bendera bahwa Indonesia bisa menjadi pusat busana Muslim dunia.

Ide ini sebenarnya tak baru. Sejumlah merek telah menggaungkan ide ini sejak beberapa tahun silam. Bahkan, kerja sama dengan negeri jiran telah pula dilakukan. Semuanya demi memperkokoh upaya pengembangan ke arah pusat mode itu.

Hanya, sangat boleh jadi untuk memastikan Indonesia menjadi pusat mode busana Muslim dunia bukan hal mudah.  Kehadiran para desainer kita, terutama desainer busana Muslim, di kancah internasional  mestinya terus-menerus dilakukan. Tak mudah pastinya karena membutuhkan modal kuat dan dukungan banyak pihak untuk dapat mengukuhkan tempat di peta mode dunia.

Akan tetapi, lagi-lagi itu semua bukan mustahil. Ini terbukti dari adanya beberapa nama desainer busana Muslim yang dapat menggelar koleksi rancangannya di luar negeri. Pemerintah pun diharapkan dapat membantu mendukung tekad insan mode Tanah Air untuk memajukan dunia fesyen dalam negeri.

Kombinasi kuat antara kreativitas, kerja sama semua pihak, modal dan dukungan bukan tak mungkin membuat nama Indonesia kondang seantero jagat. Indonesia yang menjadi pusat mode busana Muslim dunia. Bukan Indonesia yang kondang lantaran kasus korupsi, rawan bencana, atau menggadang-gadang nama Bali saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement