REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas Padang, Edi Indrizal memandang keputusan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mundur dari DPR RI adalah keputusan rasional.
"Setidaknya langkah itu diambil untuk mengurangi potensi masalah di tengah kemelut Partai Demokrat," kata Edi di Padang, Kamis (14/2).
Menurut Edi, pengunduran diri Ibas tidak terlepas dari persoalan absensi rapat paripurna yang kini menjadi sorotan masyarakat, setelah diberitakan sejumlah media massa.
Putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu diberitakan mendapat perlakuan istimewa dalam mengisi absensi rapat paripurna. Ibas tidak mengisi absen yang tersedia di depan pintu masuk ruangan sidang sebagaimana anggota dewan yang lain. Melainkan ada petugas yang mengantarkan absensi itu kepada Ibas untuk ditandatangani.
Tindakan Ibas itu, kata Edi, dianggap masyarakat bertentangan dengan pakta integritas yang dibuat Majelis Tinggi Partai Demokrat dan harus ditandatangani seluruh pengurus partai itu.
Karena itu keputusan Ibas mundur dari DPR menurut Edi cukup rasional, meski terkesan responsif dan sedikit emosional.
Langkah Ibas itu merupakan bentuk penyelesaian masalah dengan cara mundur dari masalah. Edi mengatakan kejadian yang menimpa Ibas merupakan pelajaran berharga bagi politisi agar benar-benar cermat dalam bertindak dan tidak melakukan kesalahan sekecil apapun.
"Kesalahan kecil yang diperbuat dapat menjadi besar dan menjadi sorotan publik," katanya mengakhiri.