Kamis 14 Feb 2013 22:07 WIB

Setengah Tahun Warga Akrab dengan Bau Sampah

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
Sampah
Foto: RTC/Rifa Nurfauziah
Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Setengah tahun lebih warga Cipeucang akrab dengan bau yang dihasilkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Cipeucang.

"Setiap hari bau sampah, sudah enam bulan lebih," kata Ridha (42) warga RT 03/04 Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, kepada Republika, Kamis (14/2).

Ridha menyatakan, setiap bangun jam tiga pagi bau sampah menganggu nafasnya, kadang suka sesak akibat bau yang menyengat. Ridha yang bekerja sebagai tukan sayur sudah akrab dengan bau sampah, sulit untuk membedakan bau sampah dan bau got yang sudah lama. "Bau parah sekali," Katanya.

Menurut Ridha, bau sampah tersebut diperparah dengan musim hujan dan angin. Tanah yang becek membuat bau sampah menguap. Karena sepengetahuan Ridha sampah tersebut diolah dengan sistem Sanitari Renvill. "Selama enam bulan, makan keluarga saya sering terganggu akibat bau sampah," ujarnya.

Tana (48) warga  RT 03/04 Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, yang rumahnya hanya 100 meter dari TPA Cipeucang mengatakan, sudah dua kali ikut demo agar TPA Cipeucang ditutup, karena baunya sangat mengganggu.

Menurut Tana, sebelum dibuatnya TPA Cipeucang, warga diajak rapat dan dijelaskan mengenai pemusnahan sampah yang tidak mengganggu kenyamanan warga. "Waktu itu dijelaskan alatnya sangat canggih, katanya dari Jerman," ujarnya.

Tana melanjutkan, sampai sekarang semua itu hanya omong kosong, setiap hari Tana harus berteman dengan bau sampah. Dia khawatir dengan keadaan keluarganya, karena bau sampah itu penyakit. Tana mengatakan, sekarang sudah jarang yang demo, karena sudah dikondisikan sama pemerintah.

"Saya pernah dengar, yang demo dikasih uang untuk tidak demo lagi. Mereka juga berjanji warga akan diberikan kerjaan di TPA, tapi nyatanya tidak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement