REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat mengharapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memahami kondisi terkini partai berlambang mercy tersebut.
Opini kasus korupsi yang diduga dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dinilai sebagai penyebab utama turunnya elektabilitas Demokrat.
"Kami tunggu KPK, kami tidak paksa KPK. Tapi kami juga mau KPK memahami kondisi Partai Demokrat sekarang, kalau memang Anas tidak bersalah tegaskan, atau sebaliknya," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/2).
Hayono mengungkapkan, tingkat keterpilihan menjadi persoalan utama yang membeli Partai Demokrat saat ini. Karena hampir semua lembaga survei menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat sangat menurun. Hal itu tentu saja menjadi kekhawatiran semua kader, karena pemilu 2014 sudah di depan mata.
"Kata Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jangan berharap menang pemilu kalau situasinya seperti sekarang. Suka tidak suka, laporan lembaga survei adalah potret hari ini," ujar Hayono.
Isu korupsi yang semakin santer mendera Anas, menurutnya tidak bisa dipungkiri sebagai penyebab semakin merosotnya elektabilitas Partai Demokrat.
Namun, persoalan hukum tersebut tetap menjadi wewenang KPK untuk menjelaskannya. Karenanya, Partai Demokrat sangat mengharapkan agar KPK segera memperjelas status Anas.
Meski begitu, anggota Komisi I DPR itu menegaskan, saat ini Partai Demokrat tidak akan mengusik posisi Anas sebagai ketua umum. Apalagi berandai-andai tentang penggeseran Anas melalui kongres luar biasa (KLB). Pengambilalihan penyelamatan partai oleh majelis tinggi dijadikan opsi paling tepat.
"Jangan fokus ke sana (KLB), nanti pada saatnya kami akan ke sana. Kami tetap hormati Anas sebagai Ketum, dan semua kader harus hormati pengamabilalihan partai oleh majelis tinggi," jelas Hayono.
Selain menunggu KPK, saat ini Partai Demokrat dikatakannya, fokus pada peningkatan elektabilitas. Dengan kondisi yang babak belur seperti sekarang, menurutnya Partai Demokrat mencoba realistis. Bila sebelumnya Demokrat menargetkan perolehan suara sampai 30 persen, target tersebut diturunkan.
"Mungkin nggak jadi pemenang pemilu, karena waktunya singkat hanya satu tahun. Pak SBY sudah menyampaikan target sekarang adalah mencapai tiga besar pada pemilu 2014," kata Hayono.
Sebelumnya, beberapa lembaga survei menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat turun drastis. Bahkan Saiful Mujani Research and Consulting merilis elektabilitas Demokrat pada angka 8 persen. Sementara itu, Anas Urbaningrum terus dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.