Rabu 13 Feb 2013 22:53 WIB

Warga Lereng Merapi Diimbau Jauhi Sungai

Masyarakat menyaksikan banjir lahar dingin yang mengalir di Kali Kuning, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Masyarakat menyaksikan banjir lahar dingin yang mengalir di Kali Kuning, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Warga di lereng Gunung Merapi diminta menjauhi sungai yang berhulu di gunung tersebut saat hujan agar terhindar dari bahaya aliran lahar hujan, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Warga perlu berhati-hati dan waspada agar kejadian tewasnya penambang pasir yang terseret lahar hujan di aliran sungai berhulu di Gunung Merapi pada Selasa (12/2) tidak terjadi lagi," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, warga harus berhati-hati dan waspada ketika turun hujan deras karena dimungkinkan terjadi aliran lahar hujan yang cepat dan tidak bisa diperkirakan datangnya.

"Aliran lahar hujan Merapi perlu diwaspadai karena kondisi di atas tidak ada hutan lagi. Dengan demikian, lava dan batu besar bisa menggelinding dengan kencang bagaikan di jalan tol," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah telah memasang tanda peringatan dini untuk mengantisipasi bahaya yang datang sehingga warga diharapkan segera menyingkir dari sungai atau lembah jika mendengar suara sirine.

"Kami berharap warga segera menyingkir ke tempat yang aman dari aliran lahar hujan jika mendengar suara sirine. Warga jangan mengabaikan tanda peringatan tersebut karena dapat membahayakan dan mengancam keselamatan mereka," katanya.

Menurut dia, dengan volume material Merapi yang masih sangat banyak diharapkan ada teknologi mutakhir yang bisa digunakan untuk mengurangi kemungkinan banjir lahar hujan. Salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan menyediakan lori untuk mengangkut material pasir Merapi.

"Kami berharap ada lori dengan 'break' rem untuk mengendalikan beban berat di jalan naik-turun. Kami berharap Kementerian Pekerjaan Umum dapat menanggapi hal itu," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement