REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tebing jalan Tol Cipularang longsor sehingga menutup tiga ruas tol Km 100 arah Bandung ke Jakarta. Longsor berada di Km 100 Desa Sawit, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta.
Sekira 100 meter ruas jalan tol tertimbun material longsoran. Longsor tersebut terjadi akibat hujan deras pada Selasa (12/2) sore hingga malam hari.
Tinggi material longsor mencapai 2-3 meter, sehingga hanya ada satu ruas yang bisa digunakan pengendara. Untuk mengatasi kemacetan, kendaraan dialihkan di pintu tol Padalarang dan Cikamuning.
Petugas kepolisian dan Jasa Marga saat ini masih di lapangan untuk membantu pengalihan arus dan berusaha membuka jalur. Alat berat diupayakan di lokasi untuk membersihkan material.
Hujan dan malam hari menjadi kendala pembersihan longsor. Hingga saat ini belum ada korban jiwa.
Ruas jalan tol Cipularang sepanjang Km 80 – 100 merupakan daerah rawan longsor. Beberapa kejadian longsor pernah terjadi di ruas jalan tersebut seperti di Km 84; 92,4; 96,8; dan 98,4.
"Kondisi batuan yang labil dengan tipe longsoran bertipe merayap sering menimbulkan longsor. Batuan ini terdapat di sekitar Km 84 di Kampung Ciganea, Jatiluhur. Kontur tanah yang labil juga mengakibatkan tebing rawan longsor," jelas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Selasa (12/2).
Upaya mengatasi longsor tebing ruas jalan tol telah dilakukan oleh Jasa Marga seperti membangun tembok penahan tebing setinggi 5 meter. Bahkan pada tahun 2013 ini PT Jasa Marga mengalokasikan dana Rp 45 miliar untuk mengatasi longsor di tol Cipularang. Dana sebesar Rp 30 miliar digunakan untuk mengantisipasi longsor dan sisanya untuk perbaikan permukaan jalan bebas hambatan tersebut.
"Mengingat masih tingginya curah hujan hingga akhir Maret 2013, dikhawatirkan akan mengakibatkan longsor susulan di sepanjang ruas tol Cipularang. Untuk itu kepada pengguna jalan baik dari Jakarta menuju Bandung maupun sebaliknya diimbau berhati-hati saat melintasi tol Cipularang," kata Sutopo.