Selasa 12 Feb 2013 14:44 WIB

'Test Diagnostic' Deteksi Semua Kasus DBD di DIY

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID,

YOGYAKARTA -- Tersedianya test kit yaitu Rapit Test Diagnostic (RTD) Demam Berdarah Dengue (DBD) di semua Puskesmas di DIY yang merupakan daerah endemis DBD, turut berpengaruh terhadap meningkatnya kasus DBD yang mencapai tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama.

"Dengan adanya RTD DBD yang baru mulai mulai September 2012 tersedia di semua Puskesmas di DIY maka semua kasus DBD bisa terdeteksi dan terlaporkan. Sedangkan sebelum adanya alat tersebut kemungkinan kasus-kasus DBD tidak terdeteksi, karena tidak ditest sehingga kadang hanya didiagnosa demam biasa saja," beber Kepala Dinas Kesehatan DIY Sarminto, Selasa (12/1).

Dia mengungkapkan pada Januari 2012 kasus DBD di DIY hanya ada sekitar 50 kasus, sedangkan Januari 2013 kasus DBD di DIY mencapai 179 kasus, dengan satu kasus kematian. "Kenaikannya berarti mencapai tiga kali lipat," kata Sarminto.

Kasus DBD di DIY selama 2013 sampai 4 Februari lalu sudah mencapai 271 kasus. Sedangkan tahun lalu sampai Desember ada sekitar 1000 kasus DBD dengan dua kematian.

Untuk menekan supaya kasus DBD bisa ditekan, kata dia, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menginstruksikan kepada bupati/ wali kota di seluruh DIY supaya melakukan kesiapsiagaan DBD.

Instruksi tersebut isinya antara lain: supaya masyarakat menggiatkan PSN (pembersihan sarang nyamuk), Puskesmas melakukan penyelidikan Epidemiologi apa betul di wilayah tempat tinggal pasien DBD ada jentik-jentiknya.

Dan apabila positif ada jentik-jentiknya baru dilakukan fogging (penyemprotan insektisida) di 100 rumah sekitar yang ada kasus DBD DIY.

Meskipun demikian, Sarminto menyatakan di suatu wilayah yang ada kasus DBD tidak selalu dilakukan fogging. Karena belum tentu pasien digigit nyamuk yang menularkan DBD (Aedes Aegypti) di tempat tinggalnya, bisa jadi di sekolah ada di tempat lain.

Sarminto mengakui sekarang di rumah sakit dan Puskesmas banyak kasus demam. Sehingga apabila ada pasien panas harus dilakukan pemeriksaan dengan RDT DBD. Selanjutnya apabila ada pasien DBD yang meninggal harus diaudit kenapa pasien meninggal. Sampai saat ini kasus DBD banyak terjadi pada balita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement