Selasa 12 Feb 2013 10:02 WIB

Prof Atho Mudzhar: Almarhum Tokoh Kerukunan Umat Beragama

Tarmizi Taher
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Tarmizi Taher

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Guru Besar Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr M Atho Mudzhar mengatakan, almarhum Tarmizi Taher memberikan banyak keteladanan bagi hidupnya baik di Kementrian Agama mau pun dalam bidang dakwah.

''Saya berduka cita atas meninggalnya almarhum. Banyak keteladanan yang saya lihat dari almarhum,'' ungkap Prof Dr M Atho Mudzhar kepada Republika di rumah duka, Komplek  Angkatan Laut Pangkalan Jati Pondok Labu Jakarta Selatan, Selasa (12/2)

Keteladanan pertama, kata Atho, sejak Menteri Agama, Duta Besar dan pos-pos lain, almarhum selalu sukses dalam memimpin lembaga yang dipimpinnya karena almarhum punya kemampuan manajemen yang sangat kuat.

Sebelum menjadi Menteri Agama, almarhum dipercaya menjadi Sekjen Departemen Agama. ''Kemampuan manajemen inilah yang merupakan sumbangan besar dari almarhum dalam menata kemenag, termasuk kanwil dan IAIN-IAIN,'' jelas Atho.

Kedua, kata Prof Atho, almarhum berhasil membuat Kementrian Agama berkibar di dunia internasional dengan terobosoan-terobosannya membuat seminar bekerjasama dengan Leiden University di Belanda sewaktu menjadi menteri.

Tak hanya itu, almarhum juga menyelenggarakan seminar-seminar internasional di Jakarta untuk para sarjana studi Islam dari seantero dunia baik yangmuslim dan non muslim.

Menurut dia, almarhum berhasil menyelenggarakan pertemuan Menteri Wakaf OKI di Jakarta dan secara teratur mengirim delegasi dan pernah menghadiri sendiri rapat-rapat International islamic Economic, Social and culturer organization (IISSESCO), semacam Unesconya Islam di Damaskus Suriah.

''Bagi kami para juniornya di Kementian Agama, almarhum memberikan dorongan yang kuat untuk kemajuan dengan mengirim mereka pelatihan manajemen ke AS dan untuk mengambil gelar doktor di berbagai bidang,'' jelasnya.

Almarhum adalah orang yang sangat senang memperhatikan perkembangan generasi mudanya, ungkap mantan Kepala Litbang dan Diklat Kemenag ini menambahkan.

Terkait kerukunan umat beragama, ungkap Atho, almarhum adalah tokoh yang mengenalkan istilah Moslem Moderate, almarhum memberikan argumen-argumen Alquran tentang umatan wasathan (umat yang moderat).

''Setelah menjadi dubes, almarum mendirikan Center for Moderate Moslems yang menyelenggarakan berbagai diskusi dan seminar serta menerbitkan buku-buku tentang kerukunan umat beragama dan bagaimana menjadi seoang muslim yang moderat,'' jelasnya.

Di bidang dakwah, selain ketua umum Dewan Masjid Indonesia, almarhum menggandeng sebuah yayasan dakwah di Malaysia yang bernama YADIM (Yayasan Dakwah Islam Malaysia) dan kemudian membentuk dakwah bersama dengan mendirikan YADMI Yayasan Dakwah Malaysia-Indonesia,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement