Senin 11 Feb 2013 20:27 WIB

Pengamat: Unggul di Survei, Belum Tentu di Pemilu

Korupsi, ilustrasi
Korupsi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peta perpolitikan saat ini tidak bisa diprediksi, walau pun lembaga survei memperlihatkan satu atau dua partai politik bakal unggul pada pemilu 2014.

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, menegaskan, masyarakat bisa menilai sendiri dari partai-partai politik yang ada saat ini.

“Boleh saja lembaga survei memprediksi bahwa Partai Golkar akan memenangkan pemilu 2014 mendatang. Tapi saya tidak yakin kenyataannya akan begitu. Survei dilakukan saat ini di mana masyarakat kecewa dengan Partai Demokrat sebagai penguasa dan tidak bisa dipastikan bahwa itu akan menjadi sikap masyarakat pada pemilu mendatang,” ujar Iberamsjah, Senin (11/2).

Praktek korupsi yang menimpa Partai Demokrat, menurut Iberamsjah, masih sebatas korupsi proyek yang diyakininya tidak saja dilakukan oleh Partai Demokrat, namun juga oleh partai-partai lainnya. ”Tapi kalau mengorupsi Alquran, kok yah bisa program pengadaan Alquran pun dikorupsi,” katanya.

Kondisi negara yang saat ini korup pun tidak lepas dari proses yang terjadi sebelumnya di pemerintah. Selama 32 tahun sebelum reformasi, kata dia, Partai Golkar-lah yang berkuasa.

Menurutnya, Partai Golkar meski saat ini tidak menjadi penguasa masih menduduki peringkat pertama yang kader-kadernya terlibat dalam kasus-kasus korupsi. “Sampai saat ini memang siapa rajanya pemain anggaran?” ujarnya.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, lanjut Iberamsjah, masyarakat akan benar-benar menilai mana partai yang baik dan mana yang 'kelewatan.'

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement