Senin 11 Feb 2013 16:41 WIB

Mahasiswa Diduga Terlibat Situs Prostitusi, IPB: Ini Musibah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dewi Mardiani
Rektor III Bidang Kemahasiswaan IPB, Yonny Koesmaryono (kiri),
Foto: Dok. LPI DD
Rektor III Bidang Kemahasiswaan IPB, Yonny Koesmaryono (kiri),

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penangkapan mahasiswa IPB, HFIH (24 tahun) sebagai terduga pengelola situs prostitusi bogorcantik.blogspot.com, Jumat (8/2) lalu mengancamnya pada sanksi terberat, yaitu dikeluarkan.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof Dr Yonny Koesmaryono membenarkan bahwa HFIH merupakan mahasiswa IPB yang sedang menempuh bidang studi Agribisnis (AGB) di semester 12.

''Kami telah melalukan verifikasi data dan hasilnya memang benar ada nama mahasiswa kami yang berinisial tersebut,'' kata dia kepada wartawan, Senin (11/2) di IPB Dramaga. Ia mengaku mengalami sedikit kesulitan melakukan verifikasi karena Polda Jabar tidak memberikan akses untuk informasi HFIH, sehingga cukup lama dalam mengidentifikasi.

Namun, setelah melakukan pengecekan ke berbagai pihak termasuk ke Fakultas Ekonomi dan Managemen, program study AGB, ia mendapatkan kemungkinan. ''Memang betul tercatat. Kami merasa ini musibah bagi kami, karena ada mahasiswa kami yang begitu,'' ujarnya.

Namun, hingga saat ini Yonny mengaku belum mendapat konfirmasi resmi lebih lanjut dari Polda Jabar terkait status HFIH. Menurutnya, pihak kepolisian belum menjelaskan peran mahasiswanya tersebut dalam kasus ini. Jika HFIH terbukti menjadi tersangka maka ia diganjar dengan sanksi dari IPB terberat yaitu dikeluarkan. ''Kita tegas, dengan ancaman terberat itu pemecatan,'' kata Yonny.

Sebelumnya, HFIH dicokok bersama tiga orang remaja, yaitu M (17 tahun), M (16), D (18) di Hotel Papaho, Bogor, Jumat (8/2) malam. Jika terbukti bersalah, HFIH akan dijerat pasal 30 dan 35 Undang-Undang Antipornografi, pasal 45 ayat 1 UU tentang informasi dan transaksi elektronik, serta UU perlindungan anak dengan ancaman hukum maksimal 12 tahun penjara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement