REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Semarang memetakan tiga desa dan kelurahan endemis penyakit flu burung di wilayahnya. Ketiga desa tersebut adalah Desa Kedungringin di Kecamatan Suruh, Kelurahan Karangjati di Kecamatan Bergas serta Desa Lerep di Kecamatan Ungaran Barat.
Pemetaan ini didasarkan atas pengalaman terungkapnya kasus penyakit flu burung yang pernah ditemukan di Kabupaten Semarang, sebelumnya. “Sehingga perlu dilakukan pemantauan untuk mewaspadai kembali wabah penyakit ini,” ujar Kepala Disnakkan Kabupaten Semarang, Anang Dwinanta, di Ungaran, Ahad (10/2).
Untuk mendukung kewaspadaan ini, Disnakkan bersama dengan Dinas Kesehatan sudah menyiapkan kader vaksinator terlatih di setiap desa. Kader ini memiliki tugas untuk membantu memantau dan menangani munculnya penyakit AI pada unggas, di tengah- tengah masyarakat.
Anang juga menyampaikan, pada cuaca tak menentu seperti sekarang ini ternak unggas, terutama unggas rakyat, rawan terserang penyakit seperti tetelo, pullorum (berak kapur) dan flu burung. Karena banyak unggas ternak rakyat yang tidak dikandangkan. “Unggas yang tidak dikandangkan rentan terkena penyakit,” tambahnya.
Sedangkan munculnya penyakit tetelo merupakan kejadian musiman setiap perubahan musim atau cuaca. Namun penyakit ini tidak memiliki sifat zoonosis. “Sehingga tidak membahayakan manusia kendati bisa menyebabkan kematian pada unggas,” kata Anang.
Sementara, untuk mengantisipasi adanya serangan penyakit pada unggas sebaiknya peternak memberikan pakan yang kualitasnya baik. Termasuk tambahan suplemen dan vitamin seperti kunyit (kunir). “Sudah pasti juga faktor kebersihan kandang ternak,” ujarnya.