Jumat 08 Feb 2013 15:46 WIB

BPOM Fokus Awasi Peredaran Obat dan Makanan Ilegal

Rep: Fenny Melisa/ Red: Dewi Mardiani
Petugas BPOM memeriksa makanan di laboratorium
Foto: Republika/Aditya
Petugas BPOM memeriksa makanan di laboratorium

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih maraknya peredaran obat dan makanan ilegal di masyarakat membuat BPOM meningkatkan bentuk pengawasan di masyarakat.  Kepala BPOM Lucky S Slamet menuturkan BPOM akan lebih fokus pada demand reduction sebagai bentuk pengawasan peredaran makanan dan obat ilegal di masyarakat.

"Selama ini BPOM fokus pada supply reduction yakni pemusnahan produk makanan dan obat ilegal yang beredar di masyarakat. Akan tetapi, saat ini penawaran produk obat dan makanan ilegal di masyarakat semakin meningkat karena permintaan/demand masyarakat akan obat dan makanan ilegal juga meningkat. Karena itu, kami akan fokus juga pada demand reduction," kata Lucky, Jumat (8/2).

Lucky menuturkan mekanisme pengawasan dengan demand reduction dilakukan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya obat dan makanan ilegal melalui Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (GN-WOMI).

GN-WOMI dengan mekanisme demand reduction sejalan dengan tiga pilar pengawasan obat dan makanan yang dikembangkan BPOM, yang salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat. Lucky menuturkan kesadaran masyarakat tentang obat dan makanan ilegal harus ditingkatkan agar masyarakat berdaya dan dapat melindungi diri dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan.

"Karena pada akhirnya masyarakatlah yang mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan suatu produk," ujar Lucky. Dengan adanya GN-WOMI, lanjut Lucky, diharapkan masyarakat lebih peduli untuk selalu membaca label untuk mengenali dan mengidentifikasi produk yang berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement