REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengurus Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Barat Andi Rosendi mengatakan, peningkatan wisatawan ke Bandung Selatan, bukan hanya dari wisatawan domestik, tetapi wisatawan luar negeri.
Wisatawan yang sering berkunjung ke Bandung Selatan biasanya dari negara-negara Asia dan Eropa. "Yang banyak itu dari Malaysia dan Singapura, sedangkan dari Eropa kebanyakan dari Belanda," katanya.
Menurutnya, selama ini wisatawan dari Belanda suka mengunjungi Bandung Selatan, karena memiliki hubungan historis dengan kawasan wisata.
Ia mengatakan, beberapa objek wisata seperti kawasan pertanian teh di Rancaupas dan Walini, Ciwidey adalah warisan dari masa penjajahan belanda. "Jadi mereka itu bukan ingin melihat pemandangan, tetapi ingin melihat warisan nenek moyangnya dan romantisme sejarah masa lalu," ujarnya, Kamis (7/2).
Sementara itu, General Manajer Hotel D'ream, Karmedi Napitu mengatakan, investasi hotel di wilayah Bandung Selatan belum dikelola dengan baik, sehingga daya tariknya berkurang. Pihaknya akan mengubah paradigma tersebut, dengan menyediakan konsep penginapan yang menyatu dengan lingkungan.
"Kami merasa terpanggil untuk memajukan pariwisata di daerah Ciwidey, karena potensinya luar biasa. Selain pemandangannya bagus, ada pula potensi budaya yang bisa dijadikan daya tarik yaitu senjata kujang yang katanya paling tertua adalah di Ciwidey," katanya.