REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyampaian visi dan misi yang baru saja dilakukan mencakup janji program yang akan dilaksanakan lima tahun ke depan. Namun pengamat Politik asal Universitas Padjajaran, Asep Sumaryana, mengaku pesimistis seluruh janji mereka akan terealisasi.
Asep menjelaskan pada prinsipnya semakin banyak janji yang diutarakan para calon semakin kecil akan dipenuhi. "Janji program yang telah disampaikan hari ini menurut saya konotasinya hanya untuk merangkuk sebanyak-banyaknya suara agar memenangkan pilgub," ujarnya Kamis (7/2).
Menurut pengamatannya selama pilkada di wilayah lain janji tersebut hanya 50 persen yang dapat dipenuhi. Hal itu karena janji program tidak dibuat sendiri, ada tim sukses terutama partai pengusung yanh berperan penting didalamnya.
Sehingga, kata dia, yang pertama kali menagih janji calon ketika menang bukan rakyat melainkan tim sukses. "Mudah saja untuk melihatnya, apakah program tersebut dapat dituangkan seluruhnya dalam APBD atau tidak," jelasnya.
Asep pun menyarankan bagi petahana seharusnya tidak memberikan banyak janji yang justru akan dapat berbalik menyerang. Masyarakat akan kembali berkaca lima tahun kebelakang untuk mengevaluasi janji yang telah diutarakan sebelumnya.
Selama ini banyak program yang hanya masuk pada belanja rutin bukan investasi untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga melihat program yang mereka susun, sepertinya baru sekedar meraba-raba saja.
Mereka hanya menjual program yang berasal dari empiris masyarakat tanpa kajian mendalam. Asep menyarankan agar mereka berhati-hati untuk berjanji karena masyarakat Jabar sudah pandai.