REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menjaga tingkat elektabilitasnya pada pemilu 2014 mendatang, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merangkul dan menjaga komunikasinya dengan warga Tionghoa.
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengungkapkan, sejak dulu PKB memang sudah menjaga hubungan baik dengan warga Tionghoa.
Hubungan baik tersebut, ujar Muhaimin, sudah dimulai sejak zaman Abdurrahman Wahid (Gusdur). Oleh sebab itu, PKB harus menjaga silaturahim yang dijaga beliau.
“Makanya kami rutin merayakan tahun baru Imlek,” katanya di dalam acara Silaturahmi dan Refleksi Imlek di DPP PKB, Jakarta, Kamis, (7/2).
Pengurus PKB sendiri, terang Muhaimin, banyak yang merupakan warga Tionghoa. Banyak pengurus DPW PKB di Kalimantan Barat yang merupakan warga Tionghoa. Ini menunjukkan PKB peduli dengan suara minoritas.
Perayaan Imlek. ujar Muhaimin, memang sudah sering dilakukan dari tahun ke tahun. “Kami ingin menunjukkan bahwa PKB menjunjung pluaralisme dalam Bhineka Tunggal Ika,”ujarnya.
Muhaimin, juga mendorong kaum muda Tionghoa ikut berperan aktif dalam kancah perpolitikan dan menjadi agen-agen bagi perubahan bangsa menuju kehidupan yang lebih baik. “Kami ingin kaummuda Tionghoa ikut mengawal proses transformasi di Indonesia,” katanya.
PKB, ujar Muhaimin, berharap semakin banyak pemuda Tionghoa yang bergabung dengan partai yang dipimpinnya dalam menyambut pemilu 2014 mendatang. Ini merupakan salah satu cara menjaga cita-cita luhur Gusdur yang setia menjaga persatuan dalam perbedaan.
Terkait dengan adanya isu pemuda Nahdlatul Ulama (NU) yang berpindah ke partai Nasional Demokrat (Nasdem), Muhaimin mengaku tak mengenal wajah-wajah mereka. “Saya sudah melihat foto-foto mereka namun tidak mengenal satu pun. Mereka bukan pengurus ansor,”katanya.